Tugas kelompok Dosen
pembimbing
Perekonomian
indonesia Dra, Ritayani Iyan, MS
Sektor
pengangkutan
Disusun Oleh :
KELOMPOK
2
Nelliawati = 1002120357
Nurfarida = 1002120505
Reni Rafita Sari = 1002155216
Rhinta Fauzana = 1002120468
Sylvia
Fitriana = 1002120416
Fakultas
Ekonomi
Jurusan
Akuntansi
Tahun
Ajaran 2010/2011
Universitas
Riau
Pekanbaru
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mengenai ‘Sektor Pengangkutan’
ini dengan baik. Salawat dan
salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad saw yang mana beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti pada saat ini.
Makalah
mengenai ‘Sektor Pengangkutan’ ini disusun berdasarkan ilmu pengetahuan, sumber referensi buku, dan memanfaatkan teknologi yang ada berupa media internet untuk memperoleh data dan bahan-bahan yang
sesuai dengan apa yang menjadi pembahasan pada makalah.
Besar
harapan penulis agar makalah mengenai sektor pengangkutan dapat sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh dosen pembimbing kami yakni Bu Dra, Ritayani Iyan, MS
dan dapat dijadikan sebagai referensi tambahan yang bermanfaat dalam
pembelajaran Perekonomian Indonesia di kelas.
Penulis
mengharapkan masukan dan kritikan dari para pembaca khususnya dari Dosen
Pembimbing Mata Kuliah Perekonomian
Indonesia yakni Bu Dra, Ritayani Iyan,
MS dan umumnya dari mahasiswa yang membaca makalah ini sehingga
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada makalah ini dapat dijadikan sebagai
pembelajaran di kemudian hari.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, 21 Oktober 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia
sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia memiliki
beragam permasalahan kompleks di dalamnya. Salah satu masalah yang tidak luput
menjadi perhatian kita adalah masalah mengenai sektor pengangkutan baik itu
sektor transportasi darat, udara dan laut.
Sektor
pengangkutan sendiri atau terkadang juga
disebut dengan sektor perhubungan memiliki kontribusi yang sangat penting dalam
pelaksanaan pembangunan di Indonesia terutama kaitannnya dengan Perekonomian Indonesia
mengingat kegiatan di bidang
transportasi darat, transportasi udara dan transportasi laut berperan penting
dalam kegiatan distribusi barang,
penumpang dan jasa ke seluruh pelosok tanah air di Indonesia dan antar negara. Transportasi
sebagai urat nadi pembangunan harus mampu melayani mobilitas barang dan jasa karena banyak peran-peran strategis yang didapatkan dari
manfaat sektor pengangkutan terhadap perekonomian Indonesia ini sehingga
apabila terjadi gangguan terhadap sektor pengangkutan maka akan
menimbulkan kerugian ekonomi yang menghambat pembangunan nasional secara
keseluruhan.
Sektor
pengangkutan terdiri dari tiga bagian yakni transportasi darat, transportasi
udara dan transportasi laut, dimana masing-masing bagian memiliki koridor
sendiri dan permasalahan sendiri-sendiri.
Antara transportasi darat, udara dan laut memiliki keterkaitan yang saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan, sehingga apabila salah satu bagian
mengalami kendala atau tantangan, maka akan dapat mempengaruhi bagian yang
lainnya dan menimbulkan permasalahan baru yang dapat mengganggu aktivitas
masyarakat Indonesia sebagai konsumen pengguna dari sektor transportasi dan
dapat menghalangi keberlangsungan kinerja pembangunan nasional akibat terhalang
kendala dari sektor pengangkutan ini.
Di negara
berkembang seperti Indonesia yang
tingkat penduduknya besar, kegiatan perekonomian terus berkembang dan arus
perpindahan orang, barang dan jasa pun semakin meningkat sehingga tiap tahunnya
kebutuhan akan sarana transportasi pun meningkat tajam, apalagi transportasi
sangat berperan penting sebagai sarana penghubung antar wilayah di Indonesia
dan antar negara untuk menunjang, mendorong dan meningkatkan kinerja
pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, sehingga tanpa
adanya transportasi sebagai sarana penunjang , maka tidak akan tercapai hasil
yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi dari suatu negara.
Maka dari
uraian diatas, penulis pun mengambil judul:
“Sektor Pengangkutan”
B.
Identifikasi
Permasalahan
Berdasarkan
latar belakang yang telah penulis
uraikan di atas, maka penulis mencoba untuk mengidentifikasikan permasalahan
yang akan dibahas lebih lanjut di bab selanjutnya
1. Mengetahui
bagaimana sektor pengangkutan memiliki andil penting dalam Perekonomian Indonesia sehari-hari
2. Bagaimana
permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing sektor transportasi darat, udara
dan laut
C.
Maksud
dan Tujuan Penulisan Makalah
A). Maksud Penulisan Makalah
Maksud
dari makalah ini adalah untuk
mengumpulkan data-data, dan mencari informasi yang relevan dengan materi yang
akan dibahas oleh penulis mengenai sektor pengangguran.
B).
Tujuan
Penulisan Makalah
Makalah ini
membahas tentang seluk beluk Sektor
Pengangkutan. Adapun tujuan dari makalah ini
yakni:
1.
Mendefinisikan
pengertian sektor pengangkutan
2.
Mendefinisikan peran dari sektor pengangkutan
3.
Menjelaskan
perkembangan sektor pengangkutan bagi Perekonomian Indonesia dari tahun ke
tahun
4.
Menjelaskan
dampak dari perkembangan sektor
pengangkutan di Indonesia
5.
Menjelaskan
pembagian dari sektor pengangkutan
6.
Mendefinisikan
kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan sektor pengangkutan
7.
Kesimpulan
dari makalah
C. Kegunaan Penulisan Makalah
Dari penulisan makalah ini,
diharapkan akan diperoleh informasi yang bermanfaat dan relevan bagi:
1. Penulis
Hasil dari penulisan makalah
ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan yang lebih mendalam lagi
mengenai perekonomian indonesia khususnya pada bagian sektor pengangkutan
2. Mahasiswa
Hasil dari penulisan makalah
ini diharapkan dapat menjadi literatur dan referensi tambahan yang bermanfaat
bagi mahasiswa dalam membahas sektor pengangkutan beserta penerapan perkembangan
sektor pengangkutan dari tahun ke tahun
3. Akademis
Hasil dari penulisan makalah
ini diharapkan dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan tambahan dan
dapat menjadi referensi bagi dosen khususnya dosen mata kuliah Perekonomian
Indonesia dalam mengajarkan materi pembelajaran menge pengangkutan
D.
Metode
Pengumpulan Bahan
Materi-materi
pembahasan yang terdapat pada makalah ini bersumber dari referensi buku-buku
dan dari media internet yang memiliki keterkaitan langsung terhadap seluk beluk
Sektor Pengangguran
BAB II
PEMBAHASAN
I.
SEKTOR PENGANGKUTAN
A. Pendahuluan
Sektor
pengangkutan atau yang biasa disebut sektor perhubungan atau sistem
transportasi merupakan salah satu faktor
yang sangat penting sebagai sarana penunjang perekonomian suatu negara.
Kebutuhan akan distribusi barang dan jasa yang menggunakan sektor pengangkutan
baik darat, udara maupun laut membuat sektor ini tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari khususnya berkaitan dengan kegiatan
perekonomian. Apabila sektor pengangkutan ini memiliki kendala atau hambatan,
maka hal ini akan mempengaruhi sektor-sektor lainnya yang saling
berkesinambungan dalam melaksanakan pembangunan perekonomian suatu negara
sehingga masalah-masalah yang dihadapi di sektor pengangkutan ini haruslah
dengan segera diselesaikan agar tidak memberikan dampak yang signifikan ke
depannya bagi kegiatan perekonomian.
Kebutuhan
transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat
aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan
lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem
transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan
transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan. Sarana
transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam
aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah
yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat
bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai
wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah satu dengan
wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil
pembangunan yang ada.
Perkembangan
sektor pengangkutan sendiri di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan
dalam hal kuantitas sehubungan dengan semakin banyaknya jumlah penduduk di
Indonesia, namun berbagai masalah juga sering menghinggapi sektor pengangkutan
di Indonesia yang menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan mengganggu
kelancaran siklus perekonomian dalam sektor penerimaan pendapatan negara dari
sektor pengangkutan. Berbagai masalah
yang ada dapat mengganggu kualitas dari sektor pengangkutan di Indonesia seperti
buruknya pelayanan jasa dari masing-masing sektor pengangkutan ini, selain itu
sarana dan prasarana dari masing-masing bagian pada sektor pengangkutan ini
juga masih minim dan kurang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia
sebagai konsumen.
Dengan
berbagai kompleksitas yang terdapat pada sektor pengangkutan ini, maka peran
dari berbagai pihak dibutuhkan demi menjaga kualitas, mutu dan kenyamanan dalam
menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana sektor pengangkutan baik berupa
transportasi darat, udara dan laut bagi konsumen sehingga tingkat kepuasan
masyarakat pun terjaga. Selain itu diharapkan dengan semakin baiknya kinerja
dari sektor pengangkutan ini juga dapat meningkatkan penerimaan negara sehingga
dapat mensejahterakan masyarakat.
B. Pengertian
Transportasi
Transportasi
adalah pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia dan atau
mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
aktifitas sehari-hari.
Transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare, trans berarti
seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau
membawa. Dari kata tersebut transportasi adalah mengangkut atau membawa sesuatu
dari tempat ketempat lain. Kamaluddin (1987: 9) berpendapat bahwa “ tranportasi
dapat didefinisikan sebagai usaha mengangkut atau membawa barang dan/atau
penumpang dari suatu tempat ketempat lainnya. Sedangkan Menurut Yunus (1994:
73), “transportasi merupakan proses yang pembahasannya menekankan pada
pergerakan penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus
(dari daerah asal ke daerah tujuan) dalam ruang lingkup geografi dan melibatkan
alat-alat, jaringan transportasi, pelayanan transportasi dan sistem
transportasi lainnya”. Yang menjadi subyek adalah manusia sebagai pengatur atau
pelaku agar pengangkutan berjalan lancar, aman dan nyaman. Lebih lanjut menurut
Haryono (2006: 93) “transportasi atau perangkutan adalah perpindahan dari suatu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin”.
Dari tiga pengertian di atas disimpulkan bahwa konsep
transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin)
dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang
antara dua tempat kegiatan yang terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan
atau kelompok dalam masyarakat. Perjalanan dilakukan melalui suatu lintasan
tertentu yang menghubungkan asal dan tujuan, menggunakan alat angkut atau
kendaraan dengan kecepatan tertentu sehingga dapat diketahui
bahwa pengertian transporasi secara umum yaitu, rangkaian
kegiatan memindahkan/ mengangkut barang dari produsen ke konsumen ( chain of
transportation )dengan menggunakan salah satu moda transportasi baik melalui
darat maupun udara.
C. Jenis
Transportasi
Alat
Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, transportasi laut dan
transportasi udara.
TRANSPORTASI
DARAT
Sarana
Angkutan Jalan Raya :
Angkutan
Jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan.
Angkutan jalan ini diantaranya adalah :
1.
Sepeda Motor, adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 (tiga) tanpa
atap baik dengan atau tanpa kereta di samping.
2.
Mobil Penumpang, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk
pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
3.
Mobil Bus, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8
(delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan
maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
4.
Mobil Barang, adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam
sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.
Angkutan
darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat,
umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di
perkampungan baik di kota maupun di desa. Diantaranya adalah : sepeda, becak,
bajaj, bemo dan delman.
Sarana Angkutan
Kereta Api :
Kereta api
adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan
sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang
bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya
terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri)
dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya).
Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif besar sehingga mampu
memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan
massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal
sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota,
maupun antar negara.
Prasarana
Transportasi Darat :
Jalan dan
Jembatan, adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Rel Kereta,
digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa
memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang
dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada
bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup, penambat, atau penambat e
(seperti penambat Pandrol).
Jenis
penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang digunakan. Puku
ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan penambat e
digunakan untuk bantalan beton atau semen.
Rel
biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau
dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam
getaran dan lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi
jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton.
Terminal
Transportasi :
Terminal bandar
udara, sebuah bangunan di bandara
Terminal bus,
sebuah fasilitas transportasi jalan
Stasiun terminal,
sebuah stasiun kereta penumpang
Terminal container,
fasilitas yang menangani perkapalan
Stasiun Kereta Api,
adalah tempat di mana para penumpang dan barang dapat naik-turun dalam
memakai sarana transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal
juga dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun
kereta api.
Stasiun kereta api
umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau ruang tunggu, ruang
kepala stasiun, dan ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta
peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf,
dan lain sebagainya. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih
banyak daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon
penumpang kereta api, seperti ruang tunggu, restoran, toilet, mushalla, area
parkir, sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo
lokomotif, dan sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang
dibangun pada zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian
rata-rata wilayah itu dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di bawahnya
ada tulisan plus-minus 709 meter.
Pada umumnya,
stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada
ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah
jalur yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian
kereta api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api
sementara jalur lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada
stasiun besar, umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk
keperluan langsir. Pada halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta
percabangan. Pada masa lalu, setiap stasiun memiliki pompa dan tangki air serta
jembatan putar yang dibutuhkan pada masa kereta api masih ditarik oleh
lokomotif uap.
Karena keberadaan
stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan sarana kereta api di
Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka kebanyakan stasiun kereta
api merupakan bangunan lama yang dibangun pada masa itu. Sebagian direstorasi
dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain ditetapkan sebagai bangunan cagar
budaya. Kebanyakan kota besar, kota kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa
dihubungkan dengan jalur kereta api sehingga di kota-kota tersebut selalu
dilengkapi dengan stasiun kereta api.
Halte, adalah
tempat pemberhentian sementara untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Sekarang ini sering dikenal halte bus dan angkutan kota, dahulu ada juga halte
kereta api.
ATCS, Sistem
Kendali Lalu lintas Kendaraan atau Auto Traffic Control System (ATCS) adalah
pengendalian lalu lintas dengan menyelaraskan waktu lampu merah pada
jaringan jalan raya.
TRANSPORTASI
LAUT
Sarana
Transportasi Laut :
Kapal, adalah
kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb) seperti halnya
sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa
perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan
antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Berabad-abad
lamanya kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi sungai atau lautan.
1.
Feri, adalah sebuah sebuah kapal transportasi jarak
dekat.Feri mempunyai peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota
pesisir pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih
kecil dibandingkan jembatan atau terowong.
2.
Sampan (bahasa Tionghoa) adalah sebuah perahu kayu
tiongkok yang memiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5
hingga 4,5 meter yang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau atau
menangkap ikan. Sampan dapat mengangkut penumpang 2 – 8 orang, tergantung
ukuran sampan. Sampan ada kalanya memiliki atap kecil dan dapat digunakan
sebagai tempat tinggal permanen di perairan dekat darat. Sampan biasanya tidak
digunakan untuk berlayar jauh dari daratan karena jenis perahu ini tidak
memiliki perlengkapan untuk menghadapi cuaca yang buruk. Kata
“sampan” secara harafiah berarti “tiga lembar papan” dalam bahasa Kanton, dari
kata Sam (tiga) dan pan (papan). Kata ini digunakan untuk merujuk pada
rancangan perahu ini, yang terdiri dari sebuah dasar yang datar (dibuat dari
selembar papan); dua lembar papan lainnya dipasang di kedua belah sisinya.
Sampan digerakkan dengan sepotong galah, dayung atau dapat pula dipasangi
motor di bagian belakangnya.
Prasarana
Transportasi Laut :
Pelabuhan
adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai atau danau untuk menerima
kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga
disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering
pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan
pemrosesan barang. Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang
menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan
untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta menjadi tempat distribusi
maupun pasar ikan.
Klasifikasi
pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan
Perikanan Nusantara, dan Pelabuhan Perikanan Samudera.
Di bawah ini
hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi :
- Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam
(minimum 12 meter)
- Perlindungan dari angin, ombak, dan peti
- Akses ke transportasi penghubung seperti
kereta api dan truk
- Galangan
kapal adalah sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal. Kapal-kapal
ini dapat berupa yacht, armada militer, cruisine line, pesawat barang atau
penumpang.
TRANSPORTASI UDARA
Sarana Transportasi Udara :
Pesawat terbang atau pesawat udara atau
kapal terbang atau cukup pesawat saja adalah kendaraan yang mampu terbang di
atmosfir atau udara
Prasarana Transportasi Udara :
Bandar
udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat
lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki
sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai
fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanya.
Menurut ICAO
(International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu
di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut
PT (persero) Angkasa Pura adalah “lapangan udara, termasuk segala bangunan dan
peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya
fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat”.
D. Pentingnya
Transportasi
Transportasi
berperan strategis dalam pembangunan, karena kepentingan itulah, maka
Pemerintah mengaturnya. Pentingnya transportasi dapat dilihat dari perspektif
ekonomi makro dan mikro sebagai berikut:
a.
Tingkat ekonomi makro,
transportasi dan mobilitas berhubungan dengan keluaran atau output, pekerja dan
pendapatan. Pada kasus beberapa negara maju, transportasi berpengaruh antara 6%
sampai 12% terhadap Pendapatan Domestik Bruto
b.
Pada tingkat ekonomi mikro,
transportasi berhubungan dengan produsen, konsumen dan biaya produksi. Dalam
hal ini sangat penting untuk menilai transportasi secara spesifik.
Dua
penjelasan diatas merupakan pentingnya transportasi jika dilihat dari segi
tingkat ekonomi makro dan mikro, namun di lain hal, sektor pengangkutan yakni
transportasi ini memiliki faktor-faktor yang menjadikan sektor ini penting
dalam perekonomian indonesia yaitu:
a.
Sektor pengangkutan
merupakan sarana penghubung antar wilayah dan antar negara
b.
Pergerakan (mobilitas) dan
distribusi barang, jasa dan manusia bergantung erat pada sektor pengangkutan
c.
Transportasi merupakan tulang punggung
perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di
pedesaan
d.
Melalui transportasi, penduduk
antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi
yang rata maupun hasil pembangunan yang ada.
e.
Sektor pengangkutan
merupakan salah satu sektor penyumbang pendapatan yang penting bagi negara
f.
Transportasi juga
mencerminkan kondisi sosial suatu masyarakat
g.
Fungsi sektor
transportasi akan merangsang peningkatan pembangunan ekonomi karena antara
fungsi sektor transportasi dan pembangunan ekonomi mempunyai hubungan kausal
(timbal balik).
h.
memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi
hampir semua aspek kehidupan
i.
Mempertinggi integritas
bangsa
j.
Mempertinggi pertahanan dan
keamanan nasional
E. Perkembangan
Sektor Pengangkutan
Angkutan memiliki peran strategis dalam menggerakkan roda
perekonomian nasional. Di lain pihak, bidang angkutan ini juga merupakan lahan
bisnis sebagaimana sektor ekonomi lainnya. Bidang angkutan ini mencakup
angkutan laut, angkutan jalan raya, angkutan sungai, angkutan udara, angkutan
rel, dan jasa penunjang angkutan. Perkembangan bidang angkutan ini dapat
dilihat dari kontribusi masing-masing jenis angkutan terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB).
Lembaga
Management FEUI melakukan riset perkembangan kontribusi masing-masing bidang
terhadap PDB dalam beberapa tahun terakhir, lalu melakukan proyeksi sampai
tahun 2015. Dari sisi nominal, angkutan jalan raya memberikan sumbangan yang
paling tinggi, yaitu sekitar Rp 36, 175 triliun tahun 2002, meningkat menjadi Rp
81,49 triliun tahun 2006. Berdasarkan perkembangan yang ada, tahun 2010 PDB
angkutan jalan raya diperkirakan mencapai Rp 176,332 triliun dan tahun 2015
akan mencapai Rp 463,058 triliun.
Urutan
kedua, jasa penunjang angkutan laut dengan PDB tahun 2002 sebesar Rp 13,707
triliun, meningkat menjadi Rp 24,868 triliun tahun 2006, dan diproyeksikan
menjadi Rp 38,992 triliun tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi Rp 68,441
triliun tahun 2015. Sementara posisi ketiga ditempati angkutan laut dengan PDB
tahun 2002 sebesar Rp 10,624 triliun, meningkat menjadi Rp 16,120 triliun tahun
2006, dan diproyeksikan menjadi Rp 40,760 triliun tahun 2010 dan meningkat lagi
menjadi Rp 129,963 triliun tahun 2015.
Angkutan
udara menempati urutan keempat dengan PDB tahun 2002 sebesar Rp 5,923 triliun,
meningkat menjadi Rp 14,685 triliun tahun 2006, dan diproyeksikan menjadi Rp
27,896 triliun tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi Rp 62,214 triliun tahun
2015. Berikutnya, angkutan sungai dengan PDB tahun 2002 sebesar Rp 4,844
triliun, menurun menjadi Rp 4,510 triliun tahun 2006, dan diproyeksikan menjadi
Rp 9,605 triliun tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi Rp 24,708 triliun tahun
2015. Jumlah PDB yang paling kecil adalah angkutan rel yang tahun 2002 mencapai
Rp 959 milyar, meningkat menjadi Rp 1,345 triliun tahun 2006, dan diproyeksikan
menjadi Rp 2,401 triliun tahun 2010 dan menjadi Rp 4,965 triliun tahun 2015.
Secara
keseluruhan, bidang angkutan ini diproyeksikan tumbuh sekitar 19,2%. Walaupun
dari sisi nominal, angkutan jalan raya berada pada posisi yang paling tinggi,
data menunjukkan kecenderungan peningkatan paling tinggi terjadi pada angkutan
laut dengan proyeksi kenaikan sebesar 26,1% sampai tahun 2015. Kemudian,
disusul angkutan jalan raya (21,3%), angkutan sungai (20,8%), angkutan udara
(17,4%), dan angkutan rel (15,6%).
Tabel
1
PDB Sektor Transportasi
(milyar
rupiah)
No
|
PDB
Transportasi
|
2002
|
2005
|
2006
|
2010*
|
2015*
|
%
kenaikan per tahun
|
1
|
Angkutan
Rel
|
959.1
|
1,238.3
|
1,345.0
|
2,401.9
|
4,958.4
|
15,6%
|
2
|
Angkutan
Jalan Raya
|
36,175.4
|
58,215.8
|
81,449.5
|
176,332.2
|
463,058.3
|
21,3%
|
3
|
Angkutan
Laut
|
10,624.9
|
13,974.4
|
16,120.7
|
40,760.9
|
129,963.0
|
26,1%
|
4
|
Angkutan
Sungai
|
4,844.2
|
3,869.9
|
4,510.7
|
9,605.3
|
24,708.5
|
20,8%
|
5
|
Angkutan
Udara
|
5,923.1
|
11,979.2
|
14,685.2
|
27,896.7
|
62,214.7
|
17,4%
|
6
|
Jasa
Penunjang Angkutan
|
13,707.8
|
20,966.6
|
24,868.9
|
38,992.1
|
68,411.2
|
11,9%
|
|
TOTAL
|
72,234.5
|
110,244.2
|
142,980.0
|
295,989.1
|
753,354.0
|
19,2%
|
Sumber : Statistik
Indonesia, BPS, diolah LMFEUI *) Prediksi sementara
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi
di Indonesia berjalan sedikit lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara
lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi
pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja sistem transportasi
yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap pembangunan transportasi
merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian. Pembangunan
berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan,
bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier
effect) yang cukup besar,
baik dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan
investasi dalam perekonomian lokal dan regional. Kurang tanggapnya pemerintah dalam menanggapi prospek
perkembangan ekonomi yang dapat diraih dari tansportasi merupakan hal yang
seharusnya dihindari. Sistem transportasi dan logistik yang efisien merupakan
hal penting dalam menentukan keunggulan kompetitif dan juga terhadap
pertumbuhan kinerja perdagangan nasional dalam ekonomi global. Jaringan urat
nadi perekonomian akan sangat tergantung pada sistem transportasi yang andal
dan efisien, yang dapat memfasilitasi pergerakan barang dan penumpang di
berbagai wilayah di Indonesia.
F. Dampak
Perkembangan Transportasi
Sektor
pengangkutan ini memiliki berbagai dampak baik dampak positif maupun dampak
negatif dalam perkembangannya. Dampak positif dari perkembangan sektor
pengangkutan ini adalah:
a.
Dengan berkembangnya sektor
pengangkutan dapat mempermudah proses perpindahan atau distribusi barang, jasa
maupun manusia baik itu antar wilayah di Indonesia maupun antar negara
b.
Perkembangan sektor
transportasi dapat meningkatkan sektor pendapatan negara
c.
Dengan didukung oleh perkembangan sarana dan prasarana transportasi akan membuat pembangunan
lebih mudah dan lancar karena akan memudahkan aksesibilitas antar daerah
d.
Pembangunan di sektor transportasi dapat
meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan sosial
e.
Akan
meningkatkan pelaksanaaan pembangunan ekonomi di Indonesia
f.
Sistem transportasi dan logistik yang
efisien merupakan hal penting dalam menentukan keunggulan kompetitif dan juga
terhadap pertumbuhan kinerja perdagangan nasional dalam ekonomi global.
g.
Dengan berkembangnya
sektor pengangkutan dapat mlaksanakan penyebaran penduduk dan pemerataan
pembangunan
Disamping
peran dan pentingnya sarana pengangkutan berupa transportasi darat, laut dan
udara bagi pelaksanaan perekonomian Indonesia ini, perkembangan sarana
pengangkutan ini juga akan menimbulkan berbagai dampak negatif yang dapat
menimbulkan masalah dan mengganggu stabilitas kehidupan bermasyarakat antara
lain seperti:
a.
Bahaya atas kehancuran umat
manusia
b.
Hilangnya sifat-sifat
indiviudal dan kelompok dalam masyarakat
c.
Frekuensi dan intensitas
kecelakaan yang lebih tinggi
d.
Semakin meningkatnya
urbanisasi, kepadatan dan konsentrasi penduduk
e.
Hilang atau tersingkirnya
industri dan kerajinan rumah tangga
f.
Adanya persaingan yang
tidak sehat bagi masing-masing subsektor angkutan
G. Hambatan
dalam Sektor Pengangkutan
Sektor
pengangkutan memiliki banyak hambatan dalam perkembangannya yang dapat menjadi
kendala dalam menjalankan roda perekonomian khususnya di Indonesia.
Hambatan-hambatan yang dapat ditemukan dari sektor pengangkutan ini adalah:
a.
Sarana dan prasarana yang
mendukung terhadap terbukanya akses untuk pelaksanaan transportasi ini masih
kurang memadai. Seperti contohnya banyak jalanan rusak atau buruk yang menjadi
kendala bagi akses transportasi darat
b.
Banyak alat transportasi
yang tidak layak pakai yang kadang-kadang masih sering digunakan dalam
bertransportasi
c.
Sering terjadinya bencana
alam yang dapat merusak kondisi sarana dan prasarana transportasi yang dapat
menyebabkan terganggunya akses transportasi. Contohnya gempa bumi yang dapat
merusak pondasi jalan raya, longsor yang dapat menyebabkan rel kereta api
menjadi ambles, dan lain sebagainya
d.
Biaya angkutan jalan yang
mahal dan tidak merata di tiap-tiap daerah juga menjadi salah satu hambatan
bagi perkembangan sektor pengangkutan di Indonesia
e.
Masih banyak masyarakat
yang melanggar tata aturan dalam melaksanakan kegiatan mobilitasnya sehingga
menyebabkan akses transportasi tidak bisa berjalan dengan lancar. Contohnya
adalah masyarakat yang memasuki jalur busway sehingga dapat mengganggu
kelancaran transportasi darat
f.
Kondisi geografis di
Indonesia yang masih banyak terisolir juga menjadi hambatan bagi perkembangan
sektor pengangkutan
g.
waktu tempuh
yang cukup lama
h.
Kapasitas
angkut kendaraan umum masih terbatas
Beberapa
hambatan diatas merupakan sebagian hambatan yang dihadapi oleh pemerintah dari
sektor pengangkutan
H. Kebijakan
Pemerintah dalam Mengatasi Sektor Pengangkutan
Untuk
memperkecil hambatan yang timbul di dalam subsektor pengangkutan serta usaha
untuk menekankan biaya tinggi, seharusnya pemerintah:
a.
Pemerintah seharusnya
sudah mulai memikirkan satu tatanan yang jelas dan menyeluruh tentang
pengangkutan. Jadi walaupun pengaturannya dilakukan oleh instansi yang berbeda,
akan tetapi kerja sama yang saling menguntungkan tetap bisa dicapai dengan
pedoman dasar sederhana satu tatanan
perhubungan nasional
b.
Pemerintah seharusnya
menetapkan tarif angkutan yang benar-benar berdasarkan beban yang proposional
yang dikeluarkan oleh setiap angkutan, supaya persaingan antara angkutan dapat
teratasi secara alamiah. Pemakai jasa angkutan akan memilih secara bebas
angkutan mana yang sesuai dengannya. Pada akhirnya persaingan yang tidak sehat
diantara subsektor angkutan dapat dihindari
c.
Pemerintah seharusnya
melakukan pembebasan pengaturan trayek seperti dalam subsektor perhubungan laut
di satu pihak, akan tetapi memperketat pengaturan tentang load factor truk yang
melalui jalan-jalan raya tertentu.
Dengan demikian akan memberikan kesempatan kepada pengusaha-pengusaha swasta
untuk memilih sarana pengangkutan yang sesuai dengan kemampuan daya tahan
jalan, serta ketepatan pemilihan bidang usahanya pun akan terjamin.
Selain
itu adapula arah kebijakan umum lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Arah
kebijakan umum sector transportasi adalah untuk menuju pelayanan jasa transportasi
yang efektif dan efisien pada suatu wilayah, dan mewujudkan pelayanan secara
intermoda. Upaya tersebut antara lain :
a. Tersedianya pelayanan jasa transportasi yang
berkualitas
b. Mendorong keikutsertaan investasi swasta dan
memperjelas hak dan kewajiban masing-masing pihak yang terkait
c. Optimalisasi penggunaan dana pemerintah baik untuk
operasional, pemeliharaan, rehabilitasi maupun investasi melalui penyusunan
prioritas program yang diwujudkan dalam kegiatan.
d. Melakukan restrukturisasi kelembagaan penyelengaraan
transportasi di tingkat pusat dan daerah
e. Meningkatkan keselamatan operasional baik sarana dan
prasarana transportasi
f. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan jasa transportasi
BAB III
PENUTUP
II.
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dari
materi yang telah dibahas di Bab II, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
sektor pengangkutan memiliki andil yang sangat penting dalam proses pelaksanaan
pembangunan perekonomian negara. Pada awalnya infrastrukur seperti transportasi berperan dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia. Kegiatan
manusia seiring dengan kebutuhan dasar manusia dengan manusia lainnya atau
system kebutuhan lainnya seperti alat perhubungan yang disebut dengan alat
transportasi Kegiatan transportasi adalah kegiatan sehari-hari yang
dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan sosial ekonomi masyarakat seperti
bekerja, sekolah, berbelanja, rekreasi, dan lain sebagainya. Berbagai aktifitas terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan
ketersediaan infrastruktur yang baik, sekarang transportasi berperan penting
dalam mengoakomodasi aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat. Peran lain pada
tahap ini adalah sebagai fasilitas bagi system produksi dan investasi sehingga
memberikan dampak positif pada kondisi ekonomi baik pada tingkat nasional
maupun daerah.
Disisi lain, pembangunan sarana dan prasarana
transportasi dapat membuka aksesibilitas sehingga meningkatkan produksi
masyarakat yang berujung pada peningkatan daya beli masyarakat.. Dengan adanya alat transportasi, maka pergerakan
lalu lintas menjadi lebih cepat, aman, nyaman dan terintegrasi. Sarana
transportasi (alat angkut) berkembang mengikuti fenomena yang timbul akibat
penggalian sumberdaya seperti penemuan teknologi baru, perkembangan struktur masyarakat,
dan peningkatan pertumbuhan
Oleh karena itu maka hambatan pada sektor
transportasi akan otomatis menghambat kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Pemerintah
harus menerapkan kebijakan sosial dan kebijakan teknis yang dapat mengembangkan
pola transportasi nasional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat secara baik
dan terpadu. Kebijakan sosial pemerintah memiliki dampak terhadap sistem
transportasi nasional dan industri transportasi itu sendiri.
B.
Kritik dan Saran
Demikianlah makalah ini ditulis,
semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Ibarat ”tak ada gading yang
tak retak”, tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu, kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan pada makalah
selanjutnya. Terimakasih.