PENDAHULUAN
Siklus Hidup adalah perjalanan perubahan perkembangan melalui proyek melewati dari
awal sebagai permintaan proyek untuk negara matang sebagai dicirikan oleh
lingkungan produksi yang stabil .. Sebuah perkembangan melalui serangkaian
tahapan pembangunan yang berbeda.
Sistem Informasi adalah suatu sinergi antara data,
mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan
jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan
hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap
perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari.
Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada
orang-orang yang bekerja di bidang Teknologi Informasi.
Dalam membangun suatu sistem informasi (dalam hal ini
lebih mengacu kepada pengertian aplikasi perangkat lunak) digunakan metode
Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle atau
SDLC). SDLC terdiri dari sejumlah tahapan yang dilaksanakan secara berurutan. Pengumpulan
data (data gathering), Analisa Sistem, Perancangan Sistem (design),
Penulisan kode program (Coding), Testing, Instalasi, Pelatihan, Pemeliharaan
Secara teori inilah siklus hidup pengembangan sistem.
Namun pada prakteknya hal ini tidaklah selalu mulus untuk dilaksanakan. Banyak
faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan sistem informasi. Terutama
adalah pada faktor manusia yang terlibat. Dari pihak pengembang, kurangnya
keahlian dan pengalaman bisa menyebabkan kesalahan dalam satu tahapan sehingga
menyebabkan siklus ini harus diulangi dari tahapan yang salah. Bisa terjadi
bahwa siklus ini dilakukan sampai berulang-ulang.
Dari pihak pengguna, idealnya perlu bersama-sama
dengan pihak pengembang untuk memahami sistem informasi mulai dari awal siklus
hidup pengembangan sistem. Namun yang sering terjadi pihak pengguna menyerahkan
semuanya kepada pihak pengembang sehingga pada saat implementasi (testing atau
training) pihak pengguna tidak menyetujui (menolak) sebagian atau seluruh
rancangan dari sistem yang telah selesai dibangun oleh pihak pengembang.
Apabila perlu dilakukan revisi dan pengulangan tahapan
siklus hidup pengembangan sistem tentu saja akan menambah beban biaya, tenaga
dan waktu dari kedua belah pihak. Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan
banyak proyek pengembangan sistem informasi gagal atau berhenti di tengah
jalan.
Terdapat tahap perencanaan, analisis, rancangan, dan
penerapan – dimaksudkan bagi pengembangannya. Lalu tahap untuk penggunaannya.
Semua tahap dapat melibatkan pemakai, spesialis informasi jika end-user
computing tidak diikuti sepenuhnya. Eksekutif menetapkan kebijaksanaan dan membuat
rencana yang mengatur pemakaian komputer. Pada tingkat yang sedikit lebih
rendah, suatu komite khusus yang disebut dengan komite pengarah SIM (MIS
steering committee) dapat mengelola seluruh siklus hidup dalam perusahaan.
Ketika tiap htim. Siklus hidup sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk
tugas mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis komputer. Pengembangan
sistem yang lebih responsif dapat dicapai dengan peningkatan siklus hidup dan
penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer (computer-based development
tools).
Dua peningkatan itu adalah prototyping dan
rapid application development (RAD), dan peralatan tersebut termasuk
kategori CASE (Computer-aided software engineering). Tahap-tahap siklus
hidup sistem, empat yang pertama dinamakan sisklus hidup pengembangan sistem (system
development life cycle-SDLC). Tahap kelima, tahap penggunaannya yang berlangsung
sampai waktunya untuk merancang sistem itu kembali.
Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer
unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analis sistem, pemrograman, dan
operasi. Kecenderungan sekarang ditangani oleh tingkat yang lebih tinggi dan
lebih rendah. Gambaran sifat hirarkis manajemen siklus hidup sistem Pemasaran Manufaktur
Keuangan Sumber daya manusia Saat sistem memiliki nilai strategis atau
mempengaruhi seluruh organisasi, direktur utama atau komite
eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya.
Ketika lingkup sistem menyempit dan fokusnya lebih operasional, kemungkinan
besar dipegang oleh yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur
bagian administrasi dan CIO.
Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus. Jika tujuannya
memberi petunjuk, pengarahan dan pengendalian yang berkesinambungan, komite ini
disebut komite pengarah. Komite pengarah yang mengarahkan penggunaan
sumberdaya komputer perusahaan disebut komite pengarah SIM. Anggota
tetap komite pengarah SIM melibatkan eksekutif tingkat tinggi. Sedangkan
anggota sementara meliputi manajer yang lebih rendah dan para konsultan selama
keahliannya dibutuhkan.
PEMBAHASAN
METODE
SIKLUS HIDUP SISTEM
Dalam membangun suatu sistem informasi digunakan metode Siklus Hidup
Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle atau SDLC). Secara
umum tahapan dari SDLC adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan
data (data gathering)
Jika sudah
ada sistem yang berjalan sebelumnya maka perlu dilakukan pengumpulan data dan
informasi yang dihasilkan dari sistem yang ada. Pengumpulan laporan (report),
cetakan (print-out), dsb baik yang sudah ada maupun yang diharapkan
untuk ada pada sistem yang baru. Interview dan questionnaire terhadap
orang-orang yang terlibat dalam sistem juga mungkin perlu dilakukan. Apabila
sistem yang akan dikembangkan benar-benar baru (belum ada sistem informasi
sebelumnya) maka pada tahapan ini pengembang bisa lebih menekankan kepada studi
kelayakan dan definisi sistem.
2. Analisa
Sistem
Jika tahapan
pengumpulan data dilakukan dengan melibatkan klien atau pengguna sistem
informasi, maka mulai dari tahapan analisa lebih banyak dilakukan oleh pihak
pengembang sendiri. Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan dan sistem
yang akan dikembangkan. Mendefinisikan objek-objek yang terlibat dalam sistem
dan batasan sistem.
3. Perancangan
Sistem (design)
Merancang
alir kerja (workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart)
atau Data Flow Diagram (DFD). Merancang basis data (database)
dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa juga sekalian
membuat basis data secara fisik. Merancang input ouput aplikasi (interface)
dan menentukan form-form dari setiap modul yang ada. Merancang arsitektur
aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework)
aplikasi. Pada tahapan ini atau sebelumnya sudah ditentukan teknologi dan tools
yang akan digunakan baik selama tahap pengembangan (development) maupun
pada saat implementasi (deployment).
4. Penulisan kode
program (Coding)
Programming (desktop
application) atau Scripting (web-based application) hanyalah
salah satu tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan ini dilakukan
oleh satu atau lebih programmer. Jika tahapan analisa dan perancangan sistem
telah dilakukan dengan baik, maka porsi tahapan coding tidaklah besar.
5. Testing
Biasanya tahapan ini dilakukan oleh Quality Assurance dari pihak
pengembang untuk memastikan bahwa software yang dibangun telah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu metodenya bisa dengan menginput
sejumlah data pada sistem baru dan membandingkan hasilnya dengan sistem lama.
Apabila diperlukan maka tahapan ini bisa dibagi menjadi dua yaitu testing oleh
pihak pengembang (alpha testing) dan testing oleh pihak pengguna (beta
testing).
6. Instalasi
Pada pengembangan aplikasi Client-Server, umumnya terdapat server untuk development,
testing dan production. Server development berada di tempat
pengembang dan dipergunakan selama pengembangan dan bisa juga setelahnya untuk
perbaikan aplikasi secara terus menerus (continuous improvements).
Server testing berada di tempat pengembang dan bisa juga di tempat pengguna
apabila diperlukan beta testing. Setelah aplikasi dirasa siap untuk
dipergunakan maka digunakanlah server production yang berada di tempat
pengguna. Pada prakteknya di tempat pengembang juga bisa terdapat server production
yaitu server yang memiliki spesifikasi hardware dan software yang sama dengan
server di tempat pengguna. Hal ini dimaksudkan agar apabila ditemukan error
atau bug pada aplikasi di tempat pengguna maka pengembang dapat mudah
mencari penyebabnya pada server production mereka.
7. Pelatihan
Pihak pengembang memberikan training bagi para pengguna program aplikasi
sistem informasi ini. Apabila sebelumnya tidak dilakukan beta testing maka pada
tahapan ini juga bisa dilangsungkan User Acceptance Test.
8. Pemeliharaan
Maintenance bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang digunakan oleh
pihak pengguna benar-benar telah stabil dan terbebas dari error dan bug.
Pemeliharaan ini biasanya berkaitan dengan masa garansi yang diberikan oleh
pihak pengembang sesuai dengan perjanjian dengan pihak pengguna. Lamanya waktu
pemeliharaan sangat bervariasi. Namun pada umumnya sistem informasi yang
kompleks membutuhkan masa pemeliharaan dari enam bulan hingga seumur hidup
program aplikasi.
I.
PENGERTIAN METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM
Metodologi
: suatu cara yang disarankan dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademis
untuk melakukan suatu hal
Siklus hidup sistem adalah proses evolusioner yang
di ikuti dalam merepkan sistem atau subsistem iformasi berbasis komputer. SLC
terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah langkah pendekatan
sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur yang
dilakukan secara top-down.
II.
TAHAP-TAHAP
DALAM SIKLUS HIDUP SISTEM
a.
Tahap Perencanaan
Pengembangan subsistem CBIS
seharusnya medapatkan perhatian yang sama besarya dalam perencanaan seperti
proyek-proyek besar lainnya.
Keuntugan dari merencanakan
Proyek CBIS
Ø
Menentukan
lingkungan dari proyek. Unit organisasi, kegiatan atau sistem yang mana akan
terlibat? Mana yang tidak? Informasi ini memberikan perkiraan awal dari skala
sumber daya di perlukan.
Ø
Megenali
berbagai area permasalahan potensial. Perencanaan akan menujukkan hal-hal yang
mungkin salah sehingga hal-hal ini dapat di cegah.
Ø
Mengatur
urutan tugas. Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai
sistem.
Memberikan dasar untuk
pengendalian. Tingkat kinerja dan metode pengukuran tertentu harus dispesifikasikan
sejak awal.
Langkah-Lagkah dalam
tahap perencanaan:
1.
Menyadari
Masalah
Kebutuhan
akan proyek CBIS biasanya di rasakan oleh maajer perusahaan, non manajer, dan
elemen-elemen dalam ligkungan perusahaan.
2.
Medefinisikan
masalah
Setelah
manager menyadari adanya masalah, ia harus memahami degan baik agar dapat
megatasi permasalaha itu.
3.
Meetukan
tujuan sistem
Manajer
dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus di penuhi
oleh sistem untuk memuaskan pemakai.
4.
Mengidentifikasi
Kendala-kedala sistem
Kendala-kendala
ini penting untuk di identifikasi sebelum sistem benar-benar mulai di kerjakan.
Degan cara ini, baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di
antara kendala-kendala ini.
5.
Membuat
study kelayakan
Study
kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada factor-faktor utama yang akan
mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang akan di inginkan. Ada enam dimensi kelayakan:
§
Teknis: tersediakah perangkat keras dan
perangkat lunak untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan?
§
Pengembalian
ekonomis: dapatkah
sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan
biayanya?
§
Pengembalian
non ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan
dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
§
Hukum dan
etika: akankah sistem yang diajukan
beroperasi dalam batasan hukum dan etika?
§
Operasional: akankah rancangan sistem seperti itu akan didukung
oleh orang-orang yang menggunakannya?
§
Jadwal: mungkinkah menerapkan sistem dalam kendala waktu yang
ditetapkan?
6.
Mempersiapkan
usulan penelitian sistem
Jika
sistem dan proyek tampak layak, di perlukan penelitian sistem yang menyeluruh.
Penelitian sistem akan memberikan dasar yang terinci untuk rancangan sistem
baru megenai apa yang harus di lakuka sistem itu dan bagaimana sistem itu
melakukannya.
7.
Meyetujui
atau menolak penelitian proyek
Manajer
dan komite pegarah menimbang pro dan kontra ari proyek dan racagan sistem yang
di usulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan-keputusa teruskan/hentikan.
8.
Menetapkan
mekanisme pengendalian
Sebelum
penelitian sistem di mulai, komite pengarahan SIM meetapkan pengendalian proyek
dengan menentukan apa yag harus di kerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan
di lakukan. Orang-bulan adalah waktu yag di butuhkan oleh satu orang, yang
bekerja sebulan kalender penuh, untuk menyelesaikan suatu tugas.
b.
Tahap
Analisis
Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang
telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Adapun
tahapan dalam analisis sistem adalah:
1)
Mengumumkan
Penelitian Sistem: untuk
mengurangi kekuatiran akan adanya aplikasi komputer baru, kiranya perlu
dikomunikasikan dengan cara:
¨
Alasan
perusahaan melaksanakan proyek; dan
¨
Bagaimana
sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai;
2) Mengorgaisasika
Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan
penelitian sistem dikumpulkan. Agar proyek berhasil pemakai sangat perlu
berpera aktif, dari pada haya berperan pasif.
3) Medefinisikan
Kebutuhan Informasi
Dalam metode ini wawancara lebih
di sukai, karena:
¨
Menyediakan
komuikasi dan arah pengamatan terhadap bahasa tubuh.
¨
Dapat
menugkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis maupun phak
pemakai.
¨
Dapat
menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
¨
Member
kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapkan pandangan yang berbeda bahka
bertentangan.
4) Mendefinisikan
Kriteria Kinerja Sistem
Setelah kebutuhan informasi
manajer didefinisikan, lagkah selanjutya adalah menspesifikasikan secara tepat
apa yag harus dicapai oleh sistem, yaitu Kriteria Kinerja Sistem. Misalkan, seorang manajer
pemasaran yang membutuhkan laporan biaya bulanan mungkin bersikeras pada
criteria kinerja berikut:
¨
Laporan
harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan computer.
¨
Laporan
harus teredia tidak lebih dari 3 harui setelah akhir bulan.
¨
Laporan
harus membandingkan pendapatan dan biaya actual denga anggaran ya baik untuk
lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang.
5)
Menyiapkan Usulan
Rancangan
Analis sistem memberikan
kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk
kedua kallinya. Manajer harus menyetujui tahap
rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk usulan rancangan.
6)
Meyetujui atau Menolak
Rancangan Proyek
Manajer dan komite pegarah SIM
megevalusi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan
atau tidak.
c.
Tahap
Rancangan
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang
diperlukan oleh sistem baru. Untuk sistem berbasis komputer biasanya dalam
rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.
1. Menyiapkan RAncagan Sistem yang Terinci
Beberapa alat memudahkan analis
untuk menyiapkan dokumetasi top-down, di mulai dengan gambaran besar dan secara
bertahap mengarah lebih terinci. Pendekatan top-down ini merupakan cirri
rancangan terstruktur.
2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif kofigurasi
Sistem
Sekarang analis harus
mengidentifikasika konfigurasi (bukan merk atau model) peralatan koputer yang
akan memberikan hasil terbaik bagi sistm untuk meyelesaikan pemrosesan.
Identifikasi merupakan suatu
proses yang beruruta, di mulai dengan identifikasi berbagai kombinasi yang
dapat menyelesaikan setiap tugas.
3. Mengevaluasi Berbagai Alternatif konfigurasi sistem
Analis bekerja sama erat denga
maajer, megevaluasi berbagai alternative. Alternative yang di pilih adalah yang
paling memugkinkan subsistem emenuhi criteria kinerja dengan kendala-kendala
yang ada.
4. Memilih konfigurasi yang Terbaik
Analisis megevaluasikan semua
konfigurasinya subsistem dan meyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi
tunggal. Setelah selesai, analisis
Membuat rekormendesi kepada manajer untuk disetujui. Saat manajer
menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh komite
pengarah SIM.
5. Menyiapkan usulan penerapan.
Analisis menyiapakan usulan
penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan
yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem.
Keputusan untuk terus pada tahap
penerapan ini sangat penting, karena usaha ini akan sangat meningkatka jumlah
orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi
biayanya , penerapan akan di persetujui.
d.
Tahap
Penerapan
Penerapan merupakan kegiatan
memperoleh dan mengintegra sikan sumber daya fisik dan konseptual amg
mengahsilkan suatu sistem yang berkerja.
1.
Merencanakan
Penerapan
Manajer dan spesialis informasi
memahami dengan baik pekerjaan di perlukan untuk menerapkan rancanngan sistem.
Mereka dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana penerapan
yang sangat rinci.
2.
Mengumumkan
Penerapan
Proyek penerapan di umumkan
kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem.
Tujuan pengmuman ini untuk menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk
menerapkan sistem baru dan meminta kerja sama pegawai.
3.
Mendapatkan
Sumber Daya Perangkat Keras
Ranangan sistem digunakan bagi
pemasok berbagai jenis peralatan computer yang terdapat pada konfigurasi yang
di setujui.
4.
Mendapatkan
Sumber Daya Perangkat Lunak
Saat perusahaan memutuskan untuk
menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer menggunakan
dokumentasi yang di siapkan analis sistem sebagai titik awal. Programmer
dapat menyiapkan dokumentasi Programmer dapat menyiapkan dokumentasi yang
lebih terinci, dan hail akhirnya adalah software library dari aplikasi.
5.
Menyiapkan
Database
DBA bertanggung jawab untuk semua
kegiatan yang berhubungan dengan data, dalam beberapa kasus perlu di kumpulkan
data-data baru, dan dalam kasus lain data yang telah ada perlu di bentuk
kembali sehingga sesuai dengan rancangan sistem baru. Jika perusahaan belim menggunakan
sistem manajemen database , DBA akan berperan penting dalam memilih
perangkat lunak tersebut.
6.
Menyiapkan
Failitas Fisik
Jika perangkat keras dari sistem
baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu di adakan kontruksi baru
atau perombakan.
7.
Mendidik
Peserta Dan Pemakai
Sistem baru kemungkinan besar
akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat sistem membuat
sistem bekerja, mereka ini di sebut peserta dan mereka meliputi operator
pemasukan data, pegawai coding dan pegawai administrasi lainnya.
8.
Masuk
ke Sistem Baru
Ada 4 pendekatan dasar yaitu:
¨
Percontohan
(pilot), percontohan adalah suatu sistem percobaan yang di terapkandalam satu
subset dari keseluruhan operasi, seperi satu kantor atau daerah tertentu.
¨
Serentak
(immediate), pendekatan yang paling sederhana adalah beralih dari sistem lama
ke sistem baru pada satu hari tertentu.
¨
Bertahap
(phased), sistem baru digunakan bagian perbagian pada suatu waktu tertentu.
¨
Parallel
(parallel), pendekatan ini memberikan pengamanan yang paling baik terhadap
kegagalan tetapi merupakan yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus
dipertahankan.
e.
Tahap Penggunaan
Tahap
penggunaan terdiri dari 3 langkah :
1.
Menggunakan
Sistem
Pemakai
menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap
perancanaan.
2.
Audit
Sistem
Setelah
sistem baru berkesempatan untuk mapan, penelitian formal dilakukan untuk
menentukan seberapa baik sistem baru itu memenuhi criteria kerja. Studi semacam
ini disebut dengan penelaahan setelah
penerapan (postimplementation review) dan dapat dilakukan oleh seseorang
dari jasa informasi atau oleh seseorang auditor internal.
3.
Memelihara
Sistem
Selama
manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus
memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan
sistem (system maintenance). Pemeliharaan sistem dilaksanakan untuk
3 alasan :
¨
Memerbaiki kesalahan
¨
Menjaga kemutakhiran sistem
¨
Meningkatkan sistem
III.
MENEMPATKAN
SIKLUS HIDUP SISTEM DALAM PERSPEKTIF
a.
Prototyping
Prototipe memberikan ide bagi
pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam
bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototype disebut dengan prototyping.
Jenis-jenis prototype
1.
Prototipe Jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Adapun
langkah-langkah Pengembangan Prototipe Jenis I dibahas berikut ini.
¨
Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai.
Analisis sistem mewancarai
pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai terhadap
sistem.
¨
Mengembangkan Prototipe.
Analisis sistem, mungkin
bekerjasama dengan spesialis informa si lain, menggunakan satu atau lebih
peralatan prototyping untuk mengembangkan ebuah prototype.
¨
Menentukan apakah prototipe dapat diterima.
Analisis mendidik pemakai dalam
penggunaan prototipe dan memberikan kesempatan kepada pemakai untuk membiasakan
diri dengan sistem. Pemakai memberikan masukan bagi analisis apakah prototipe
memuaskan. Jika ya, langkah 4 akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi
dengan mengulangi langkah 1,2 dan 3 dengan pengertian yang lebih baik mengenai
kebutuhan pemakai.
¨
Menggunakan Prototipe.
Prototipe ini menjadi sistem
operasional. Pendekatan
ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototipe memuat semua elemen penting dalam sistem
baru.
2.
Prototipe Jenis II Merupakan model yang dapat
dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional. Adapun
langkah-langkah Pengembangan Prototipe Jenis II tiga langkah pertama sama seperti prototipe
jenis I. langkah-langkah selanjutnya dalah sebagai berikut:
¨
Mengkodekan Sistem Operasional.
Programer mnggunakan prototipe
sebagai dasar untuk pengkodean (coding) sistem operasional.
¨
Menguji sistem operasioal.
Programer menguji sistem.
¨
Menentukan jika sistem operasional dapat diterima.
Pemakai memberi masukan pada
analisis apakah sistem dapat diterima. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika
tidak, langkah 4 dan 5 diulangi.
¨
Menggunakan
sistem operasional.
Pendekatan ini diikuti jika jika
prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk memiliki penampilan seperti sistem
operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting.
b.
Prototyping
dan Siklus
Hidup Pengembangan Sistem
Bagi sistm berskala kecil, prototyping
dapat menggantika siklus hidup
pengembangan sistem. Namun, bagi sistem berskala besar atau sistem yang
mempengaruhi uit organisasi yang besar, prototyping dipadukan dengan
SDLC.
Daya tarik prototyping
Baik pemakai maupun spesialis
informasi menyukai prototyping, untuk alasan-alasan berikut :
v Komunikasi antara analisis sistem
dan pmakai membaik.
v Analisis dapat bekerja lebih baik
dalam menentukan kebutuhan pemakai.
v Pemakai berperan lebih aktif
dalam pengembangan sistem.
v Spesialis informasi dan pemakai
menghabiskan lebih sedikit waktu dan usaha dalam mengembangkan sistem.
v Penerapan menjadi lebih mudah
karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Keuntungan-keuntungan ini
memungkinkan prototyping menghemat biaya pengembangan dan meningkatkan
kepuasan pemakai dengan sistem yang dihasilkan.
Potensi Kegagalan Prototyping
Prototyping bukannya tanpa potensi
kegagalan.
v Ketergesaan untuk membuat
prototipe mungkin menghasilkan jalan pintas dalam definisi permasalahan,
evaluasi alternatif dan dokumentasi. Istilah “cepat dan kotor” digunakan untuk
menjelaskan beberapa usaha prototyping.
v Pemakai mungkin begitu tertarik
dengan prototipe sehingga mreka
mengharapkan sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasional.
v Prototipe jenis I mungkin tidak
seefisien sistem yang dikodekan dalam bahasa pemograman.
v Hubungan computer-manusia yang
disediakan oleh peralatan prototyping tertentu mungkin tidak
mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Baik pemakai maupun
spesialis informasi harus waspada terhadap kegagalan potensial ini saat mereka
memilih untuk mengikuti pendekatan prototyping.
Penerapan yang Berprospek Baik
untuk prototyping
Prototyping bekerja paling baik pada
penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut :
v Risiko
tinggi
v Interaksi
pemakai penting
v Jumlah pemakai banyak
v Penyelesaian
yang cepat diperlukan
v Perkiraan
tahap penggunaan sistem yang pendek
v Sistem
yang inovatif
v Perilaku
pemakai yang sukar ditebak
Penerapan yang tidak
mempunyai cirri-ciri ni dapat dikembangkan dengan mengikuti SDLC secara tradisional.
c.
Rapid
Application Development
Metodologi yang memiliki
tujuan yang sama seperti prptotyping, yaitu memberikan respon yang cepat pada
kebutuhan pemakai, tetapi dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. RAD Asingkatan dari rapid application development, adalah istilah yang dibuat oleh
James Martin, seorang konsultan computer dan pengarang, untuk suatu siklus
hidup pengembangan yang dimaksudkan untuk menghasilkan sistem secara cepat
tanpa mengorbanka kualitas.
RAD adalah seperangkat
strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada dalam satu
kerangka kerja menyeluruh yang disebut information
engineering.information engineering (IE) adalah nama yang Martin berikan
bagi pendekatannya yang menyeluruh dalam
pengembangan sistem, yang memperlakukannnya sebagai kegiatan keseluruhan
perusahaan.
IE dimulai pada tingkat
eksekutif, dengan perencanaan sumber daya informasi strategis yang diterapkan
pada keseluruhan pada seluruh perusahaan. Martin menggunakan istilah perencanaan strategi informasi (information strategy planning) atau ISP, untuk menggambarkan SPIR. Selanjutnya, setiap
unit bisnis dalam perusahaan menjadi subyek dari analisis area bisnis (business
area analysis), atau BAA, untuk mendefinisikn kegiatan atau proses dan
data yang diperlukan bagi unit tersebut untuk berfungsi seperti yang
diinginkan. Dengan selesainya BAA, rapid application development dapat berjalan.
Unsur-unsur Penting RAD
1.
Manajemen
2.
Manusia
3.
Metodologi
, metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD, Yang terdiri dari empat
tahap:
a.
Perencanaan
kebutuhan,
b.
Rancangan
pemakai,
c.
Konstruksi,
d.
Cutover.
Tahap-tahap ini,
seperti SDLC, mencerminkan pendekatan sistem. Pemakai berperan penting dalam
setiap tahap, bekerjasama dengan spesialis informasi. Peralatan,
peralatan RAD terutama terdiri dari bahasa-bahasa pemrograman generasi keempat
dan peralatan CASE yang memudahkan protoryping dan pembuatan kode.
Bahasa pemrograman generasi keempat memungkunkannspesialis informasi atau
pemakai untuk menghasilkan kode computer tanpa menggunakan bahasa pemrograman konvensional. Contoh dari
bahasa pemrograman generasi keempat adalah Natural,FOCUS, dan SQL.
d.
CASE
merupakan singkatan dari computer-aided software
engineering. CASE merupakan kategori perangkat lunak yang bertuuan
mengalihkan sebagian beban kerja pengembangan
sistem dari manusia ke komputer.
Tingkat kemampuan peralatan tertentu dapat dinyatakan melalui
tempatnya di dalam SLC. Empat kategori telah didefinisikan:
v Peralatan CASE tingkat atas dapat digunakan oleh eksekutif
perusahaan saat mereka membuat perenvanaan strategis. Contoh : IEW/Planning
Workstation dari Knowledge Ware dan Develop-Mate dari IBM.
v Peralatan CASE tingkat menengah dapat digunakan
selama tahap analisis dan rancangan untuk mendokumentasikan proses dan data
dari sistem yang telah ada maupun sistem
baru. Contoh: Visible Analyst dari Visible System, dan Excelerator dari Index
Technology.
v Peralatan CASE tingkat bawah digunakan selama tahap penerapan
dan penggunaan untuk membantu programer mengembangkan, menguji dan menjaga
kode. Perangkat ini bia disebut code generator. Contoh yang
popular adalah Telon dari Pansophic System, yang menghasilkan COBOL atau kode
PL/I.
v Peralatan CASE terintegrasi menawarkan cakupan kombinasi
dari peralatan CASE tingkat atas, menengah dan bawah. Contoh : DESIGN-1 dari
Andersen Consulting dan INCASE dari EDS.
Sebagian besar
kegiatan terkonsentrasi pada CASE tingkat menengah, tempat pertama kali timbul
kesadaran perlunya membebaskan analisis sistem dari beban mendokumentasikan
rancangan sistem yang telah ada dan sistem baru. Selanjutnya, perhatian pada
SPIR dan pemeliharaan sistem meluaskan lingkup CASE hingga mencakup seluruh
SLC.
Suatu Contoh
Information Engineering Facility
(IEF) dari Texas Instruments terdiri dari tiga komponen penting, yaitu :
Konsep model eksekutif perusahaan,
bekerjasama dengan spesialis informasi, menentukan bagaimana informasi dapat
digunakan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil akhir dari
kegiatan ini adalah suatu model bisnis, yang mengidentifikasikan data,
kegiatan serta interaksi perusahaan.
Ensiklopedia ranrcangan informasi
merupakan
suatu database yang ditempatkan pada komputer pusat, yang berisi model
bisnis dan semua model berikutnya yang dikembangkan selama SDLC. Ensiklopedia
memberikan pengendalian dan keamanan dan memungkinkan pemakai untuk berbagi isi
diantara beberapa komputer (workstation).
Metodologi siklus hidup sistem IEF menyediakan perangkat peralatan yang dapat
digunakan sepanjang siklus hidup sistem. Contohnya, planning Toolset dapat
digunakan untuk menghasilkan subject area diagram, yang
mengidentifikasikan area-area utama bisnis dan
berbagai kaitannya.
Analysis Toolset dapat digunakan untuk mengidentifikasikan yang
diperlukan oleh tiap subject area.
Analysis toolset juga dapat digunakan untuk proses model. Design Toolet mendukung kegiatan-kegiatan seperti prototyping
dan perancangan layar.
e.
Menempatkan
SLC, Prototyping dan RAD dalam perspektif
siklus hidup sistem, prototyping
dan RAD semuanya merupakan metodologi. Tiga metodologi ini merupakan
cara-cara yang dianjurkan dalam menerapkan sistem berbasis komputer. SLC
merupakan penerapan dari pendekatan sistem bagi masalah penerapan sistem
komputer, dan berisi semua elemen, dimulai dari identifikasi masalah dan
diakhiri dengan penggunaan sistem.
Prototyping merupakan bentuk pendek
dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan pemuasan kebutuhan
pemakai. Prototyping dapat berada
didalam SLC. Kenyataannya, selama proses pengembangan satu sistem tunggal
mungkin perlukan banyak usaha prototyping.
RAD merupakan pendekatan
alternatif untuk tahap rancangan dan penerapan dari SLC. Sumbangan terbesar
dari RAD adalah kecepatannya menghasilkan sistem untuk digunakan, yang terutama
dicapai melalui penggunaan peralatan-peralatan berbasis komputer dan tim-im
proyek yang terspesialisasi.
SLC merupakan metodologi
tertua dan akan terus menjadi dasar sebagian besar kerja pengembangan
sistem. Prototyping juga merupakan metodologi yang cukup mapan, dan akan
terus digunakan bagi proyek-proyek yang kebutuhan pemakainya masih sulit
didefinisikan. RAD merupakan metodologi baru, dan masa depannya belum dapat
dipastikan. Kemungkinan besar RAD lambat laun akan menyusul, dan mungkin
menjadi metodologi utama bagi perancangan dan penerapan dimasa depan.
KESIMPULAN
Siklus hidup sistem adalah proses evolusioner yang
di ikuti dalam merepkan sistem atau subsistem iformasi berbasis komputer.
Secara umum tahapan dari SDLC adalah sebagai berikut:
¨
Pengumpulan data (data gathering)
¨
Analisa Sistem
¨
Perancangan Sistem (design)
¨
Penulisan kode program (Coding)
¨
Testing
¨
Instalasi
¨
Pelatihan
¨
Pemeliharaan
TAHAP-TAHAP DALAM SIKLUS HIDUP SISTEM