PEMBAHASAN
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
A. PENGERTIAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Secara garis besar, organisasi adalah kelompok orang
yang secara bersama - sama ingin mencapai tujuan. Sedangkan sektor publik
sering didefinisikan sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan
penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik. Jadi,
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada
kepentingan publik. Karena orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi
ini biasanya tidak berorientasi pada laba sebagai tujuan akhirnya. Namun
sebagai sebuah organisasi, proses manajemen tetap berjalan dalam organisasi
sektor publik. Kegiatan perencanaan, pengendalian biaya dan kegiatan serta
evaluasi & pengendalian tetap dijalankan di organisasi sektor publik
seperti halnya di sektor swasta.
Pertanggungjawaban dan pelaporan organisasi sektor
publik memiliki acuan khusus. Untuk pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan ( SAP ) dan rujukan nasionalnya adalah International Public Sector
Accounting Standard. Rujukan lain yang sering digunakan adalah standar
akuntansi pemerintah USA yaitu Government Accounting Standard. Rujukan IPSAS
lebih banyak digunakan karena sifatnya yang lebih umum dan tidak dipengaruhi
oleh bentuk organisasi pemerintah negara tertentu. Sedangkan standar USA
tentunya akan sangat diwarnai dengan sistem pengelolaan keuangan dan
pelaksanaan jalannya pemerintahan.
Untuk organisasi sektor publik selain pemerintah
menggunakan acuan PSAK 45 tentang Organisasi Nirlaba. Hal yang membedakan
laporan keuangan nirlaba dengan organisasi bisnis adalah adanya pemisahan dana
yang diterima oleh entitas sektor publik dalam bentuk entitas dana. Biasanya
dana yang diterima oleh organisasi tersebut harus dipertanggungjawabkan secara
khusus, maka harus ada pelaporan khusus dan terpisah.
Karakter organisasi sektor publik
menunjukkan variasi sosial, ekonomi, politik dan karakteristik menurut undang -
undang. Aktivitas organisasi sektor publik amat beraneka ragam. Kondisi
organisasi sektor publik amat mandiri, atau lepas dari mekanisme murni pasar.
Dalam praktiknya definisi Organisasi sektor
publik adalah organisasi yang menggunakan dana masyarakat, sehingga perlu
melakukan pertanggungjawaban ke masyarakat.
Di Indonesia, Akuntansi Sektor Publik mencakup
beberapa bidang utama, yakni :
a. Akuntansi Pemerintah
Pusat
b. Akuntansi Pemerintah
Daerah
c. Akuntansi Parpol dan
LSM
d. Akuntansi Yayasan
e. Akuntansi Pendidikan
dan Kesehatan
f. Akuntansi Tempat
Peribadatan
Aktivitas yang mendekatkan diri ke pasar tidak pernah
ditujukan untuk memindahkan organisasi sektor publik ke sektor swasta.
Karakteristik organisasi sektor publik
Tujuan
|
Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik
dalam kebutuhan dasar, dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani.
|
Aktivitas
|
Pelayanan publik ( publik services )
seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan hukum,
transfortasi publik dan penyediaan pangan.
|
Sumber Pembiayaan
|
Berasal dari dana masyarakat yang
berwujud pajak dan retribusi, laba perusahaan negara, peinjaman pemerintah,
serta pendapatan lain – lain yang sah dan tidak bertentangan sengan
perundangan yang berlaku.
|
Pola Pertanggungjawaban
|
Bertanggung jawab kepada masyarakat
melalui lembaga perwakilan masyarakat seperti Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR
), Dewan Lerwakilan Daerah ( DPD ), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD
)
|
Kultur Organisasi
|
Bersifat birokratis,
formal dan berjenjang
|
Penyusunan Anggaran
|
Dilakukan bersama masyarakat dalam
perencanaan program. Penurunan program publik dalam anggaran dipublikasikan
untuk dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat dan akhirnya disahkan oleh
wakil dari masyarakat di DPR, DPD. Dan DPRD.
|
Stakeholder
|
Dapat dirinci sebagai masyarakat
Indonesia, para pegawai organisasi, para kreditor, para investor, lembaga –
lembaga internasional termasuk lembaga donor internasional seperti Bank
Dunia, IMF ( International Monetary Fund ), ADP ( Asian Development Bank ),
PBB ( Perserikatan Bangsa – Bangsa ), UNDP ( United Nation Depelopment
Program, USAID, dan Pemerintah luar negeri.
|
B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK DARI SUDUT AKUNTANSI
Sejak awal 1990-an, paradigma diberbagai negara bergeser
dari pemerintah formal (rulling goverment), menuju ke tata pemerintah yang baik
( good governance), dalam rangka menempatkan administrasi pemerintah menjadi
lebih berhasil guna,berdana guna, dan bagi setiap warga masyarakat.
Sebenarnya sejarah organisasi sektor publik telah
dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan dalam bukunya, Vernon Kam (1989)
mengilustrasikan keberadaan praktik akuntansi sektor publik sejak ribuan tahun
sebelum masehi.
Praktik tersebut dihasilkan dari berbagai interkasi
antarwarga masyarakat dan berbagai kekuatan sosial kemasyarakatan. Kekuatan
sosial masyarakat, yang umumnya berbentuk pemerintahan organisasi sektor publik
ini, diklasifikasikan dalam :
1. Semangat
kapitalisasi
2. Peristiwa
politik dan ekonomi
3. Inovasi
Teknologi
Pada akhir abad 18, terjadi perubahan mendasar dalam
aturan bisnis. Inisiatif individu menjadi lebih dihargai dan diberi peluang
seluas-luasnya. Akibatnya, revolusi industri muncul di Inggris.
Praktik akuntansi sektor publik dapat dikatakan berkembang
lebih lambat di abad ke 19 dan 20. Interpretasi yang sah mulai muncul dengan
menyamakan akuntansi sektor publik sebagai proses pencatatan pajak yang
dipungut pihak pemerintah. Di Inggris, penekanan ini dinyatakan dalam
penunjukan pejabat publik sebagai penanggung jawab pengumpulan pajak, sekaligus
pembelanjaan dana kerajaan. Satu-satunya perkembangan di masa itu adalah
dimulainya praktik audit atas dana pemerintah.
Pada tahun 1832, dibentuk komisi audit yang melaporkan
ke Dewan Perwakilan Rakyat tentang pelaksanaan pengeluaran dana. Kedekatan para
auditor dan para pejabat terbilang amat erat. Berbagai bukti sejarah menunjukan
praktik akuntansi sektor publik.
C.
SKALA
DAN RUANG LINGKUP ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Di Inggris, pendatang diperbolehkan untuk
mempunyai akses terhadap pelayanan publik seperti bantuan polisi tanpa dikenai
biaya. Cakupan organisasi sektor publik di setiap kota membuktikan peranan
organisasi sektor publik dalam penyerapan tenaga kerja dan kesejateraan
masyarakat adalah amat.
Ruang lingkup organisasi sektor publik, antara lain :
a. Bergerak
dalam lingkungan yang sangat kompleks dan variatif
b. Sektor
publik menyerap banyak tenaga kerja
c. Faktor
Lingkungan yang mempengaruhi, yaitu :
Faktor ekonomi, yang meliputi :
·
Pertumbuhan ekonomi
·
Tingkat inflasi
·
Tenaga kerja
·
Nilai tukar mata uang
·
Infrastruktur
·
Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)
Faktor politik, yang meliputi :
· Hubungan
negara dan masyarakat
· Legitimasi
pemerintah
· Tipe rezim
yang berkuasa
· Ideologi
negara
· Elit politik
dan massa
· Jaringan
Internasional
· Kelembagaan
Faktor kultural, yang meliputi :
· Keragaman
suku, ras, agama, bahasa dan budaya
· Sistem nilai
di masyarakat
· Historis
· Sosiologi
masyarakat
· Karakteristik
masyarakat
· Tingkat
pendidikan
Faktor demografi meliputi antara lain :
· Pertumbuhan
penduduk
· Struktur
usia penduduk
· Migrasi
· Tingkat
kesehatan
Tuntutan baru muncul agar organisasi
sektor publik memperhatikan value of money dalam menjalankan aktivitasnya,
dimana value of money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik
yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu:
a. Ekonomi
Pemerolehan
input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah.
b. Efisiensi
Pencapaian
output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah
untuk mencapai output tertentu.
c. Efektivitas
Tingkat
pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau perbandingan
outcome dengan ouput.
Ketiga hal tersebut merupakan pokok value of money,
namun beberapa pihak berpendapat perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan
(equity) mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan
pelayan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Pemerataan
(equality) penggunaan uang publik tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu
melainkan secara merata.
Value of money memiliki beberapa manfaat, yaitu :
a. Meningkatkan
pelayanan publik
b. Meningkatkan
efektifitas pelayan publik dan pelayanan tepat sasaran
c. Menurunkan
biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam
penggunaan input.
D.
PERANAN
SEKTOR PUBLIK DALAM EKONOMI : PARADIGMA BARU PASCA ORDE BARU
Konsep tanggung jawab
bersama, pentingnya demokrasi sebagai pengendali negara dan nilai kehidupan
manusia telah berkurang sejak era 1990-an. Kesehatan dan pendidikan sebagai
aspek yang menyentuh langsung ke individu telah diubah menjadi kancah
kepentingan anggaran dan penguasa. Akibatnya, kebutuhan-kebutuhab sosial,
persamaanm demokrasi, kepentingan masyarakat dan keadilan ditempatkan pada
posisi terendah. Kondisi inilah yang terakumulasi dalam kesulitan ekonomi dan
politik. Hasil dari proses ini semua adalah pencarian keseimbangan tetanan
sosial baru di indonesia.
Ø Politik Ekonomi Status Quo :
Catatan Perjalanan Sektor Publik di Orde Baru
Kebijakan top down
yang dilakukan selama order baru telah
membawa krisis fiskal dan moneter negara sejak 1997. Dampak nyata dari
pemerintahan Orde Baru tidak dapat diukur hanya dari propaganda pertumbuhan
ekonomi, tetapi juga dari pertumbuhan kesenjangan sosial. Di tahun 1990-an,
yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin, yang
dapat dilihat sebagai berikut.
a. Jumlah
rakyat yang hidup dibawah kemiskinan di tahun 1998 telah meningkat tiga kali
lipat dari tahun-tahun sebelumnya.
b. Jumlah
siswa putus sekolah juga telah meningkat lebih dari dua kali lipat.
c. Harga
obat-obatan nongenerik telah meningkat empat kali lipat.
d. Harga
utilitas, seperti listrik, air, transportasi, dan telekomunikasi umumnya
meningkat lebih dari 20%.
Ø Reformasi Arah Sektor Publik
Perkembangan dunia
politik dan sistem multi partai dipengaruhi oleh aliran Kanan Baru di
Indonesia. Pendukung aliran ini mempunyai pandangan yang berbeda tentang
peranan negara dan sektor publik, terutama pelaksanaan privatisasi dan
deregulasi. Dibawah ini adalah beberapa kritik aliran Kanan Baru terhadap
manajemen sektor publik :
a. Sektor
swasta lebih efisien dibandingkan sektor publik. Kriteria
efesiensi telah diprioritaskan dibanding kriteria efektivitas, persamaan dan
pertanggung jawaban. Efesiensi lebih merupakan proses dan dipandang sebagai
cara pencapaian suatu tujuan.
b. Kekuatan
pasar dan persaingan mengarahkan ke pilihan yang lebih baik dengan berkurangnya
biaya jasa dan meningkatnya kualitas. Aliran
kanan Baru mengeklaim bahwa disiplin pasar amat esensial untuk melindungi
konsumendan mendorong pelayananan yang lebih baik dari perusahaan-perusahaan
yang ada.
c. Perusahaan
swasta dan pasar yang kompetitif akan lebih baik dalam memenuhi permintaan
konsumen dan kondisi pasar. Klaim aliran Kanan Baru
menyatakan bahwa birokrat dan pekerja pemerintahan mempunyai kecenderungan
mengutamakan kepentingan mereka sendiri.
d. Pemerintah
terlalu besar dan boros, sehingga pemerintah sering disebut sebagai masalah. Negara harus mengatir pasartetapi tidak mengintervensi
industri.
e. Meningkatkan
inovasi pelayanan masyarakat dengan melibatkan keluarga dan disiplin tanggung
jawab individual dalam mempromosikan kepentingan industri.
Ø Peranan Sektor Publik
Pelayanan masyarakat
oleh sektor publik secara keseluruhan memainkan peranan vital dalam
perekonomian negara. Pemerintah pusat maupun daerah cenderung berfokus pada
pengeluaran nasional dan memproyeksikan sektor publik sebagai “kran” ekonomi
yang menyerap sumber daya yang dapat digunakan lebih baik dari sektor lain. Dalam kenyataannya peranan swasta maupun kerja sama
publik –swasta tidak mengubah porsi ekonomi agensi publik.
Ø Membangun Kembali Sektor
Publik
Perubahan orientasi
politik ekonomi ke sektor publik telah memunculkan kebutuhan untuk membangun
sektor publik. Proses ini tentunya harus meliputi :
~
Pembangunan ulang industri
dan ekonomi, dengan perencanaan sektor dan persetujuan peerencanaan yang
mencakup perawatan anak, pendidikan yang efektif, pemenuhan kebutuhan minimum
dengan gaji yang mencukupi, kebijakan regional, dan demokratisasi industri.
~
Demokratisasi negara,
termasuk pengendalian badan nasional dan regional, serta program pemerintah,
seperti pendidikan nasional dan kesehatan nasional.
~
Peningkatan investasi yang
dibiayai dengan peningkatan produksi, redistribusi pengeluaran dan pajak.
Agar proses ini dapat terlaksana diperlukan strategi yang
terintegrasi. Pelaksanaan restrukturisasi dan regenerasi pelayanan masyarakat
ini sangat tergantung pada empat kondisi :
~
Pekerja dan pemakai
berpartisipasi penuh, perubahan permintaan secara fundamental, pengambilan
langkah untuk meyakinkan implementasi dan kebijakan, serta mencegah kekakuan
pengelolaan modal.
~
Kebijakan harus ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pengembangan pelayanan baru untuk
masyarakat, pengembangan hubungan sosial dari pelayanan yang ada, dan tidak
mengulangi kesalahan kebijakan orde baru.
~
Kebijakan harus mengarah
pada commodification dan consumerisation dari jasa serta kesempatan yang sama
menurut kelas, ras, dan jenis kelamin.
~
Strategi bentuk-bentuk
kepemilikan dan pengendalian digunakan. Proses restrukturisasi dan regenerasi
harus meyakinkan pengembangan yang berkelanjutan dari bentuk-bentuk ini.
Berdasarkan kondisi dan cakupan area pengembangan, isu
yang terkait dapat mulai diusulkan :
~
Pengembangan sektor publik
meliputi industri utilitas, jasa dan tanah, dan harus meliputi perusahaan
individual serta organisasi.
~
Fokus pada pengendalian
publik dalam kebijakan makroekonomi.
~
Mengakui kepemilikan sebagai
hal yang vital, walaupun ini hanya satu dari sejumlah taktik untuk
merestrukturisasi dan menggenerasi.
~
Memusatkan pada visi
pelayanan masyarakat dan demokratisasi pengendalian organisasi publik.
~
Memperkuat kapasitas dan
visi badan publik tingkat lokal dan regional untuk mengembangkan inisiatif yang
ada.
~
Mengakui dan memobilisasi
sumber daya, keahlian, dan ide pergerakan tenaga kerja.
~
Perspektif internasional
amat diperlukan untuk mengikuti gerakan globalisasi jasa dan perusahaan.
~
Untuk mengakui rentang
persyaratan tentang sumber daya manusia, teknis, dan keuangan untuk
pengembangan ide dan inovasi.
~
Perubahan hubungan sosial,
pengendalian demokratis, dan kesamaan kesempatan dalam proses implementasi
program yang berkualitas dan sangat berpengaruh.
Dari usulan di atas terlihat bahwa proses pembangunan
kembali sektor publik terfokus pada strategi kepemilikan dan pengendalian
bentuk organisasi jasa dan intervensi pasar. Oleh sebab itu, variabel-variabel
yang perlu diperhatikan adalah :
~
Perubahan kebutuhan dan
permintaan
~
Perubahan ekonomi dan
klasifikasi sektoral
~
Perubahan pengeluaran publik
dan kebijakan fiskal
~
Perubahan nila manajemen
Jadi
rentang strategi pemerintahan yang diperlukan meliputi :
~
Penentuan prioritas segera
dan tujuan.
~
Pengawasan implementasi dan
analisis dampaknya.
~
Aksi meyakinkan perubahan
struktural yang fundamental.
Beragamnya
organisasi pelayanan masyarakat membutuhkan model kelembagaan yang berbeda
antara yang satu dengan lainnya. Jadi, penjabaran strategi di atas ke setiap
area dapat digambarkan sebagai berikut :
~
Industri utilitas, seperti
gas, air, listrik, dan minyak.
~
Pelayanan nasional, seperti
kesehatan dan pendidikan.
~
Transportasi publik, baik
itu rute nasional maupun lokal.
~
Industri dasar dan
perusahaan pabrikasi.
~
Jasa-jasa keuangan.
~
Tanah dan pengembangannya.
~
Sumber daya alam lainnya.
Ø Catatan Mengenai Babak Baru
Politik Ekonomi Sektor Publik
Perubahan
politik pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi membawa peluang
mengentalkan inspirasi aliran kanan baru. Sebagai kesimpulan, pembangunan
kembali sektor publik merupakan cara yang paling tepat untuk menstrukturkan
kembali ketahanan ekonomi dan kemandirian politik kita. Oleh sebab itu,
penyusunan perencanaan dan strategi pengembangan setiap area pelayanan
masyarakat perlu dipercepat dan didiskusikan secara terbuka. Hal ini diperlukan
sebagai tanda demokratisasi sektor publik.
E.
REFORMASI
PARADIGMA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Ø Konsep Sektoral Ekonomi
Organisasi sektor
publik di Indonesia selama lima puluh tahun terakhir ini, 1950-2000an,
diperlakukan sebagai sektoral ekonomi. Perlakuan ini berakibat fokus manajerial
tidak tertuju pada penataan organisasi sektor publik, namun lebih pada penataan
arus program dan anggaran. Konsep ini berhasil diterapkan dalam dua dekade
pertama pemerintahan Orde Baru, dimana pendapatan negara berlimpah dari hasil
sumber daya minyak.
Konsep sektoral
ekonomi mulai diperdebatkan pada awal tahun 1990-an. Konsep reinventing government dikembangkan
dengan memperlakukan pengelolaan sektor publik sebagai suatu organisasi
(Osborne & Gabler, 1992).
Secara mendasar,
organisasi sektor publik dapat dibedakan dalam alur operasional yang dibiayai.
Perbedaan ini disebabkan oleh tujuan organisasi yang berbeda.
Alternatif-alternatif tersebut biasa didasarkan pada kebutuhan barang,
pelayanan atau jasa, politik, serta sikap sosial yang sesuai.
Bentuk kegagalan
pasar bisa diakibatkan oleh keputusan masyarakat untuk tidak membeli barang
luar negeri dengan harga yang lebih murah dari harga dalam negeri. Pelayanan
sektor publik tidak selamanya dapat dihitung dalam nilai ekonomis. Dalam bidang
keuangan, dana awal dipengaruhi oleh perbedaan dan perubahan tujuan. Terkait
dengan dana eksternal, pinjaman luar negeri merupakan pilihan yang diperebutkan
oleh banyak negara. Pengendalian pinjaman luar negeri oleh organisasi publik
adalah salah satu contoh manajemen makroekonomi oleh pemerintah pusat.
Pengendalian
pinjaman tetap harus di catatkan ke pemerintah pusat sebagai wujud pengendalian
sumber daya yang tertutup serta pengeluaran uang yang mungkin di perkenankan.
Ø Konsep ‘Reinventing
Government’
Dengan terjadinya krisis ekonomi, yang
diikuti krisis politik, budaya dan sosial, konsep ‘reinventing government’
(menemukan kembali pemerintah) mulai diluncurkan. Proses ini telah dimulai
dengan perubahan orientasi sebagai berikut (Whitfield,1992) :
a. Operasi
komersial sektor publik harus dipisahkan, baik dalam pengelolaannya maupun
pertanggungjawabannya.
b. Alur
pertanggungjawaban kepala dinas dan yang setara dalam pemerintahan daerah
tidaklah jelas, begitu juga departemen pusat.
Proses reformasi harus mengembangkan unit pelaporan secara lebih spesifik,
sehingga proses pengendalian birokrasi akan menjadi lebih transparan.
c. Pengukuran
prestasi unit pelaporan haruslah diperjelas, sehingga reformasi akuntansi,
termasuk anggaran, akan menjadi dasar berbagai program reformasi orientasi
sektor publik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa reformasi akuntansi merupakan
aksi nyata dari program reformasi orientasi organisasi sektor publik.
Reinventing government memang
merupakan konsep yang monumental. Namun, tanpa diikuti dengan
perubahan-perubahan lainnya seperti yang dilakukannya bureaucracy reengineering, rightsizing, dan perbaikan mekanisme
reward and punishment, konsep reinventing
government tidak akan dapat mengatasi permasalahan birokrasi selama ini.
AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK
A.
DEFINISI
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Dalam bagian ini, epistemologi kata
‘akuntansi sektor publik’ akan dieksplorasi. Dari berbagai buku Anglo Amerika,
akuntansi sektor publik diartikan sebagai mekanisme akuntansi swasta yang
diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik. Dari berbagai buku lama
terbitan Eropa Barat, akuntansi sektor publik disebut akuntansi pemerintahan.
Dan berbagai kesempatan, bidang ini disebut akuntansi keuangan publik. Berbagai
perkembangan terakhir, sebagai dampak keberhasilan penerapan accrual base di
Selandia Baru, pemahaman ini telah berubah. Akuntansi sektor publik
didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat.
Akuntansi dana masyarakat dapat diartikan
sebagai : “mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada
pengelolaan dana masyarakat (Bastian,1999). Dari definisi diatas dana
masyarakat perlu diartikan sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat, bukan
individu, yang biasanya dikelola oleh organisasi-organisasi sektor publik, dan
juga pada proyek-proyek kerja sama sektor publik dan swasta. Definisi itu dapat
dikembangkan dengan melihat lebih jauh batasan penulis tentang organisasi
sektor publik di indonesia :
“lembaga-lembaga
tinggi negara dan departemen—departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN,
BUMD, LSM-LSM termasuk yayasan-yayasan sosial (Bastian,1999)
Jadi akuntansi sektor publik dapat
didefinisikan sebagai “mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan
pada pengelolaan dana masyarakat dilembaga-lembaga tinggi negara dan
departemen—departemen dibwahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan
sosial, maupun pada proyek-proyek kerja sama sektor publik dan swasta”.
B.
AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK VERSUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN Persepsi
yang disebarkan dalam pengajaran akuntansi pemerintahan Indonesia adalah
akuntansi pemerintahan pengganti akuntansi sektor publik. Alasan lain yang
dikembangkan oleh pendukung akuntansi pemerintahan adalah karakter akuntansi
sebagai penyedia jasa yang relevan untuk berbagai jenis individual dan
organisasi. Akibatnya, akuntansi pemerintahan cenderung didefinisikan sebagai
sistem pengukuran kinerja pemerintahan.
Tanpa mengabaikan pentingnya
pemahaman teknik-teknik akuntansi di organisasi pemerintahan, pengajaran
akuntansi sektor publik dikembangkan dalam kondisi yang berbeda.
a. Di
tahun 1952, frase sektor publik untuk pertama kalinya diajarkan di dunia
akademis (Kamus inggris oxford, edisi kedua, 1989, hal 779).
b. Karakter
organisasi sektor publik menunjukkan variasi sosial, ekonomi, politik, dan
karakteristik menurut undang-undang.
c. Aktivitas
organisasi sektor publik amat beraneka ragam.
d. Kondisi
organisasi sektor publik amat mandiri, atau lepas dari mekanisme murni pasar.
e. Fokus
kesuksesan penyelenggaraaan aktivitas publik adalah kompetensi manajemen.
f. Kondisi
proses pertanggungjawaban yang dilakukan oleh badan-badan sektor publik masih
bersifat umum.
Cara-cara yang dapat digunakan oleh badan sektor publik
untuk bertanggung jawab ke DPR/DPRD. Perbedaan bentuk pertanggungjawaban kepada
DPR/DPRD mengakibatkan perbedaan tujuan khusus masing-masing organisasi sektor
publik. Mekanisme pertanggungjawaban di pemerintahan daerah, standarisasi
pelayanan publik. Kecenderungan perubahan ke akuntansii sektor publik menjadi
lebih pasti.
C.
RUANG
LINGKUP AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Keluasan pembahasan bidang akuntansi sebagai
satu sisi lain dari akuntansi mulai dirasa penting dalam pengajaran akuntansi
diperguruan tinggi. Peranan sektor publik dalam bentuk pemerintahan dan
usaha-usaha yang dilakukan telah terbukti menjadi tulang punggung perekonomian
negara selama lebih lima puluh tahun ini.
Dipertengahan tahun sembilan puluh, kesadaran
dunia pendidikan tinggi untuk mengubah mata kuliah akuntansi pemerintahan mulai
muncul. Pengakuan akan masalah pemerintah yang terlalu besar dan sulitnya
proses pengawasan mulai muncul.
Secara teoritis, akuntansi sektor publik
merupakan bidang akuntansi yang mempunyai ruang lingkup lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintahan daerah, yayasan,
partai politik, perguruan tinggi dan organisasi-organisasi nonprofit lainnya.
Dari berbagai diskusi yang telah dilakukan, didapatkan :
a. Organisasi
sektor publik dapat dibatasi dengan organisasi-organisasi yang menggunakan dana
masyarakat, sehingga perlu melakukan pertanggungjawaban ke masyarakat. Di
Indonesia, akuntansi sektor publik mencakup beberapa bidang utama,yaitu :
~
Akuntansi pemerintahan pusat
~
Akuntansi pemerintahan
daerah
~
Akuntansi parpol dan LSM
~
Akuntansi yayasan
~
Akuntansi pendidikan dan
kesehatan: puskesmas, rumahsakit, sekolah
~
Akuntansi tempat
peribadatan: mesjid, gereja, vihara, kuil
b. Aktivitas
yang mendekatkan diri ke pasar tidak pernah ditujukan untuk memindahkan
organisasi sektor publik ke sektor swasta.
D.
PERKEMBANGAN
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Dalam dua tahun belakangan ini, masyarakat
Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar dan besar, yang ditandai
dengan meningkatnya keinginan akan akuntabilitas dan transparansi kinerja terhadap
pengelolaan sektor publik. Ungkapan pemerintahan yang bersih dapat
diinterpretasikan sebagai perwujudan indikator kejujuran pemerintah.
Peranan akuntansi yang telah bergeser
ternyata tidak membuat akuntansi sebagai mekanisme pertanggungjawaban. akuntansi
di masa awal reformasi telah menghadapi ‘kehinaan’ yang secara eksplisit
terbukti dengan ditunjuknya akuntan asing untuk melakukan due dilligence dalam berbagai sektor publik dan kasus-kasus
skandal.
Penegakan etika profesi akuntan pemeriksa
saat ini menjadi suatu hal yang mendesak. Selama ini, tuntutan dibatasi hanya
oleh profesi, dalam artian seoanjang aturan profesi dipatuhi akuntan dianggap
sudah memenuhi kewajiban baik secara profesi maupun kemasyarakatan. Pengukuran
prestasi dan kinerja sektor publik merupakan titik berat pengembangan akuntansi
sektor publik.
E.
PROFESI
SEBAGAI AKUNTAN SEKTOR PUBLIK
Praktik akuntansi sudah berlangsung cukup
lama dalam peradaban manusia dan sudah menjadi bagian dari sifat manusia
(Parker dan Yamey,1994). Disiplin akuntansi mulai diakui sejak awal abad ke-19
di Inggris. Disiplin ini muncul dari dunia praktik, bukan dari laboratorium
sosial di universitas (Whittington, 1986). Oleh sebab itu, profesi akuntan
harus dipahami dari kondisi praktik akuntansi.
Profesi akuntan dengan disiplin akuntansinya
dianggap oleh Anglo-Amerika sangat mempengaruhi pertumbuhan bisnis di seluruh
dunia. Interpretasi akuntansi sebagai uang, ternyata membawa kelemahan utama
bidang lain. Perkembangan profesi menunjukkan bahwa di dunia praktis, akuntansi
sukses berkompetisi dengan konsultan manajemen.
Di Inggris, pada akhir abad 19, perusahaan
didirikan oleh pemerintah kota praja untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kebijakan ini diwarnai oleh dogma sosialis (Jones,1992b). Persepsi masyarakat
dialihkan bahwa penyelenggara kebutuhan adalah perusahaan utilitas, bukan
pemerintah daerah. Proses pelayanan ini menjadi sektor publik terbesar, di luar
sektor pertahanan dan keamanan. Akuntansi nampaknya dieksplorasi secara serius
dalam menciptakan proses pengambilan keputusan yang rasional. Akuntansi di
pemerintahan daerah atau kota praja dan perusahaannya disebut “akuntansi sektor
publik”. Pada pertengahan abad 12, dengan pertimbangan efisiensi, perusahaan
kota praja disatukan ke dalam industri nasional dan sistem pelayanan nasional,
seperti kesehatan. Kondisi ini justru memperkuat akuntansi sektor publik yang
akhirnya dieksplorasi ke pengelolaan perusahaan secara profesional dan global.
Dengan berubahnya orientasi politik dan
ekonomi di era reformasi, organisasi profesional akuntan-Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) mulai memunculkan Kompertemen Akuntan Sektor Publik. Ini
berarti, kunci pemecahan permasalahan akuntansi sektor publik adalah penyederhanaan yang logis dalam
pengelolaan sektor publik. Interaksi antardisiplin dalam akuntansi sektor
publik memungkinkan proses benchmark dalam penerapan teknik dan definisi unit
fisik output penjualan untuk pelanggan.
F. PERKEMBANGAN TERAKHIR
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DI NEGARA LAIN
Pengalaman Inggris dapat dijadikan acuan
dalam mempelajari perkembangan administrasi publik di era tahun 1980-an sampai
dengan tahun 1998, yang berkembang seiring dengan tuntutan untuk
penyelenggaraan pemerintah yang lebih akuntabel. Beberapa contoh proyeksi
mewiraswastakan kepemerintahan ini telah dilakukan dibeberapa pemerintah
federal, negara bagian maupun pemerintahan kota.
G.
TITIK
KRITIS DALAM PRAKTIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Praktik akuntansi sektor publik
(Penlebury,1992) di Indonesia mempunyai empat titik kritis sebagai berikut :
a. Praktik
pertanggungjawaban akuntansi yang layak
Prosedur penghasilan dan pembayaran dari
pusat pertanggungjawaban organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
pemenuhan otorisasi,baik dari DPR/DPRD atau komisaris.
b. Prinsip
Bruto
Seluruh penghasilan dibayarkan bruto,
dan biaya yang terjadi dibebankan sebagai pengurang penghasilan dan harus
dilaporkan secara lengkap ke setiap pusat pertanggungjawaban yang terkait.
c. Periodikal
Semua pengeluaran harus
dipertanggungjawaban per periode, sehingga otorisasi pengeluaran akan dinilai
berdasarkan prestasi periode terkait.
d. Spesifikasi
Pengeluaran untuk tujuan khusus harus
dilandasi oleh persetujuan DPR/DPRD atau komisaris.
Tipe praktik pertama lebih
menekankan keseimbangan antarproses perencanaan dan pertanggungjawaban. Namun
yang sering terjadi sebaliknya, dimana volume anggaran belanja cenderung
menjadi pedoman harga umum sehingga terjadilah institusionalisasi inflasi.
Keseimbangan peranan perencanaan dan
pertanggungjawaban akan menjadi ciri pengelolaan organisasi sektor publik di
era reformasi ini. Ini berarti akuntabilitas manajemen kesejahteraan masyarakat
sangat menentukan perkembangan akuntansi sektor publik (ASP).
Peran Pemerintah Semakin Berkurang
Tugas pemerintah adalah mengendalikan,
bukannya seperti mendayung sebuah perahu (E.S.Savas).
Di berbagai negara lain, filosofi ini
benar-benar diterapkan. Di St.Paul,Minnesota, George Latimer (1975) yang
terpilih sebagai walikota berusaha memulihkan ekonomi kota tersebut dengan
mengubah sumber daya kota yang ada dengan cara mengkombinasikannya dengan
berbagai sumber daya dari sektor privat, meminta batuan dana, dan membawa
pengembang masuk. Selain itu, dia juga melakukan
usaha lain yang diserahkan kepada swasta seperti mendirikan sarana perumahan
yang terjangkau dan menggunakan jasa tenaga kerja sosial bernilai jutaan
dollar.
Tingginya Pengaruh Politik terhadap Sistem Organisasi
Sterling (1973) berpendapat bahwa hampir
semua masalah praktis yang dihadapi dalam praktik akuntansi bisa di pecahkan
dengan teori. Ketika sebuah masalah muncul, isu sebenarnya adalah bahwa
manajemen tidak sependapat dengan pandangan akuntansi.
Inti
dari masalah adalah bahwa akuntan memberikan respons tanpa adanya kekuatan
untuk menekan keputusan pihak pemerintah. Profesi akuntan akan memberikan respons
untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang telah di publikasikan sesuai
dengan standar yang di terapkan. Tetapi hal itu tidak diterima secara legal
oleh profesi akuntansi karena pendapat auditor yang terdiri dari adverse,
qualified, dan disclimer dalam laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Professor Ronen dan Schiff (1978) yang telah
menyebarkan kusioner sebanyak 1,329 kepada para responden seperti beberapa
eksekutif perusahaan besar, akuntansi sektor publik, akademisi akuntansi,
analis keuangan, pengacara, dan bankir menyimpulkan bahwa 91,9 % responden
menyataan bahwa standar seharusnya dibuat sesuai dengan format untuk sektor
privat. Ini berarti standar yang di buat untuk sektor publik seharusnya
harmonis dengan praktik yang ada untuk swasta.
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN SIFAT DAN KARAKTERISTIK
SEKTOR PUBLIK DENGAN SEKTOR SWASTA
A. PERBEDAAN SIFAT DAN KARAKTERISTIK SEKTOR PUBLIK
DENGAN SEKTOR SWASTA
Perbedaan sifat dan
karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, antara lain :
a. Tujuan
organisasi
Dilihat dari
tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Perbedaan
menonjol terletak pada tujuan memperoleh laba. Pada sektor swasta terdapat
tujuan untuk memaksimumkan laba ( profit motive ), sedangkan pada sektor publik
adalah pemberian pelayanan publik dan penyediaan pelayanan publik.
Tetapi
meskipun tujuan utama sektor publik adalah pemberian pelayanan publik, tidak
berarti organisasi sektor publik sama sekali tidak memiliki tujuan yang
bersifat finansial. Organisasi sektor publik juga memiliki tujuan finansial,
akan tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis, konseptual, dan
operasionalnya dengan tujuan profitabilitas sektor swasta.
b. Sumber
pembiayaan
Perbedaan
sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan
organisasi atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau
sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta
dalam hal bentuk, jenis dan tingkat risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan
berasal dari pajak dan retribusi, charging for service, laba perusahaan milik
negara seperti BUMN/BUMD, pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri dan
obligasi pemerintah, penjualan aset negara, dan pendapatan lain -
lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang
ditetapkan. Sedangkan untuk sektor swasta sumber pembiayaan dipisahkan menjadi
dua yaitu internal dan eksternal. Sumber pembiayaan internal terdiri atas
bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained earnings) dan
modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan
obligasi, dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari publik.
c. Pola pertanggungjawaban
Manajemen
pada sektor swasta bertanggung jawab kepada pemilik perusahaan (pemegang saham)
dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggung
jawab kepada parlemen dan masyarakat karena sumber dana yang digunakan
organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari
masyarakat ( public funds ). Pola pertanggungjawaban di sektor publik bersifat
vertikal dan horisontal. Pertanggungjawaban vertikal (vertical accountability)
adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada ototritas yang lebih
tinggi, misalnya pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada pemerintah
pusat. Pertanggungjawaban horisontal (horisontal accountability) adalah pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas.
d. Struktur
organisasi
Secara
kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta.
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis,
sedangkan struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu
faktor utama yang membedakan sektor publik dengan sektor swasta adalah adanya
pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi sektor publik. Tipologi
pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan politik, akan sangat
berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada sektor publik. Sektor
publik memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sektor swasta.
e. Karakteristik
anggaran dan stakeholder
Jika dilihat
dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran dipublikasikan
kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan., anggaran
bukan sebagai rahasia negara. Sementara itu, anggaran pada sektor swasta
bersifat tertutup bagi publik karena anggaran merupakan rahasia perusahaan.
Dari sisi
stakeholder, pada sektor publik stakeholder dibagi menjadi dua yaitu internal
dan eksternal, pada stakeholder internal antara lain adalah lembaga negara
(kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya), Kelompok politik ( partai politik ),
manajer publik ( gubernur, BUMN, BUMD ), pegawai pemerintah. Stakeholder
eksternal pada sektor publik seperti masyarakat pengguna jasa publik,
masyarakat pembayar pajak, perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang
menggunakan pelayanan publik sebagai input atas aktivitas organisasi, Bank
sebagai kreditor pemerintah, Badan - badan internasional (IMF, ADB, PBB, dan
sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan datang.
Pada sektor
swasta, stakeholder internal terdiri dari manajemen, karyawan, dan pemegang
saham. Sedangkan stakeholder eksternal terdiri dari bank, serikat buruh,
pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan
pasar modal.
f. Sistem
akuntansi yang digunakan
Pada sektor
swasta sistem akuntansi yang biasa digunakan adalah akuntansi yang berbasis
akrual ( accrual accounting ). Sedangkan pada sektor publik lebih banyak
menggunakan sistem akuntansi berbasis kas ( cash basis accounting ).
g. Tolak Ukur
Tolak ukur
organisasi sektor publik sulit diidentifikasi secara jelas, apakah pencapaian
kepuasan masyarakat, keberhasilan dalam memanfaatkan dana sesuai dgn anggaran
atau efisiensi dan efektifitas kegiatan sedangkan sektor swasta lebih jelas
dalam pengukurannya yaitu mencari laba
B. PERSAMAAN SIFAT DAN KARAKTERISTIK SEKTOR PUBLIK DENGAN
SEKTOR SWASTA
Meskipun sektor publik memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda dengan sektor swasta, akan tetapi dalam beberapa hal
terdapat persamaan, yaitu:
a. Sektor
publik dan sektor swasta merupakan bagian integral dari sistem ekonomi di suatu
negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan
organisasi.
b. Keduanya
menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya (scarcity of
resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut untuk
menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien.
c.
Proses pengendalian manajemen, kedua sektor sama -
sama membutuhkan informasi yang handal dan relevan untuk melaksanakan fungsi
manajemen, yaitu: Perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
d. Pada
beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya: baik
pemerintah maupun swasta sama - sama bergerak di bidang transportasi massa,
pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dan sebagainya.
e. Kedua sektor
terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang disyaratkan.
f.
Merupakan bagian tidak terpisahkan dari suatu sistem
perekonomian nasional
C. TUJUAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
American Accounting Association (1970) dalam
Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik
adalah untuk :
a.
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola
secara tepat, efisiensi dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya
yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan
pengendalian manajemen (management control).
b.
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer
untuk melaporkan pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif
program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan
bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi
pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan
akuntabilitas (accountability).
DAFTAR PUSTAKA
Indra Bastian (2006). Akuntansi Sektor Publik : Suatu
Pengantar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Nordiawan,dedi. Akuntansi
sektor publik. Jakarta:salemba empat