engagement letter
Menurut saya engagement letter yang kelompok kami dapat berdasarkan
tugas yang telah diberikan adalah sebagai berikut:
Hal-hal yang terdapat didalam
engagement letter yang telah sesuai dengan PSA #16/SA Seksi 320 adalah sebagai berikut:
-
Telah menyajikan persetujuan antara
kedua pihak dalam mensetujui syarat perikatan
sebagaimana terdapat pada pasal 2
-
Didalam engagement letter telah
menyajikan bentuk laporan yang digunakan untuk menyampaikan hasil perikatan
yaitu dalam bentuk laporan long form sebanyak
tiga eksemplar
-
Telah menantumkan tanggung jawab
manajemen terhadap laporan keuangan serta Akses yang tidak dibatasi terhadap
catatan, dokumentasi, dan informasi lain apa pun yang diminta oleh
-
auditor dalam hubungannya dengan
audit sebagaimana tercantum pada pasal 2
-
telah mencantumkan jangka waktu
dan jadwal penyelesaian pekerjaan sebagaimana tercantum dalam pasal 3
-
dalam engagement letter juga telah
mencantumkan Basis perhitungan fee dan pengaturan penagihannya dimana telah
tercantum dalam pasal 4
Kekurangan yang terdapat pada
dari engagement letter tersebut menurut PSA #16/SA Seksi 320 :
-
Didalan engagement letter tersebut
tidak dicantumkan tujuan audit laporan keuangan tersebut akan dipergunakan
untuk apa dimana jika menurut PSA #16/SA
Seksi 320 ada pencantuman tujuan audit atas laporan keuangan tersebut
-
Untuk lingkup audit, pada engagement letter ini hanya mencantumkan
ruang lingkup pekerjaan saja tanpa mencantumkan undang-undang, peraturan,
penyertaan dari badan profesional yang harus dianut oleh auditor
-
Di dalam engagement letter ini
tidak menantumkan fakta bahwa karena sifat pengujian dan keterbatasan bawaan
lain suatu audit, dan dengan keterbatasan
bawaan pengendalian intern, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari
tentang kemungkinan beberapa salah saji material tidak dapat terdeteksi.
Sehingga
setelah kami memahami engagement letter yang sesuai PSA #16/SA Seksi 320 dengan engagement letter yang
telah kami dapatkan kami dalap menyimpulkan bahwasanya engagement letter masih
memiliki beberapa kekuarangan dimana ada hal-hal yang tidak dicantumkan di
dalam engagement letter tersebut sebagaimana yang seharusnya dicantumkan
didalam engagement letter yang sesuai PSA #16/SA Seksi 320.
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. CORPORATE
SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA UMUMNYA
Rachel Calson, tahun 1962 dalam bukunya “TheSilent
Spring”, mengemukakan pada dunia
tentang kerusakan lingkungan dan kehidupan yang diakibatkan oleh racun
peptisida yang mematikan. Paparan yang disampaikan dalam buku “Silent Spring”
tersebut menggugah kesadaran banyak pihak bahwa tingkah laku
korporasi/perusahaan harus diluruskan sebelum menuju kehancuran yang semakin
meningkat. Dari sini CSR (Corporate Social Responsibility) di kenal dan
di implementasikan. Tepatnya di era 1970-an. Banyak professor menulis buku
tentang pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan, di samping kegiatan
menghasilkan keuntungan. Buku-buku tersebut antara lain; “Beyond the Bottom
Line” karya Prof. Courtney C. Brown, orang pertama penerima gelar Professor
of Public Polecy and Business Responsibility dari Universitas Columbia.
Pemikiran para ilmuwan sosial pada era
tersebut masih banyak mendapatkan
tentangan, hingga akhirnya muncul buku hasil pemikiran para intelektual dari
Club of Roma, bertajuk “The Limits to Growt”. Buku ini mengingatkan
bahwa, disatu sisi bumi memiliki keterbatasan daya dukung (carrying capacity),
sementara di sisi lain populasi manusia bertumbuh secara eksponensial. Karena
itu, eksploitasi sumber daya alam mesti dilakukan secara hati-hati agar
pembangunan dapat berkelanjutan.
Era 1980 – 1990, pemikiran dan pembahasan
mengenai issu ini terus berkembang, sehingga menimbulkan kesadaran dalam
berbagi keuntungan untuk tanggungjawab sosial, dan dikenal sebagai community
development. Akhirnya pada KTT Bumi di Rio de Jenerio Tahun 1992 yang
menegaskan bahwa konsep pembangunan berkelanjutan menjadi hal yang harus
diperhatikan, bukan hanya oleh negara, terlebih lagi oleh kalangan korporasi
yang diprediksi bakal semakin pesat di
masa mendatang.
Dari sini konsep CSR terus bergulir,
berkembang dan diaplikasikan dalam berbagai bentuk. James Collins dan Jerry
Poras dalam bukunya Built to Last: Successful Habits of Visionary Companies
(1994), menyampaikan bukti bahwa perusahaan yang terus hidup adalah yang
tidak semata mencetak limpahan uang saja, tetapi perusahaan yang sangat peduli
dengan lingkungan sosial dan turut andil dalam menjaga keberlangsungan
lingkungan hidup.
Kesadaran menjalankan CSR akhirnya tumbuh
menjadi trend global, terutama produk-produk yang ramah lingkungan yang
diproduksi dengan memperhatikan kaidah social dan hak asasi manusia. Di pasar
modal globalpun, CSR juga menjadi faktor yang diperhitungkan. Misalnya New York
Stock Exchange (NYSE) saat ini menerapkan program Dow Jones Sustainable
Index (DJSI) untuk saham perusahaan yang dikategorikan memiliki Social
Responsible Investment (SRI).
Di Indonesia,
kesadaran akan CSR telah tertuang dalam UU PT No. 40 tahun 2007 pasal 74 ayat 1 yaitu “perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab social (CSR) dan lingkungannya, pereseroan yang
tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.” Peraturan lain yang berkaitan dengan CSR adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam modal
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.” Meskipun UU ini
telah mengatur sanksi-sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau usaha
perseorangan yang mengabaikan CSR pasal 16 ayat d mengatakan setiap penanaman
modal bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan. Artinya perusahaan
penanaman modal berkewajiban memprogramkan kegiatan CSR sehingga dapat
meningkatkan jaminan kelangsungan aktivitas perusahaan karena ada nya hubungan
yang serasi dan saling ketergantungan antara pengusaha dan masyarakat. Dan
(Pasal 34), UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur
secara tegas perihal CSR bagi perusahaan nasional.
Peraturan Menteri Negara
BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara
pelaksanaan CSR. Seperti kita ketahui, CSR milik BUMN adalah Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan (PKBL).
Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat.
Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat.
Istilah CSR di Indonesia semakin populer digunakan
sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate
Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak
menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang
merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap
aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan “seat
belt”, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga
pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR danmelakukan advokasi
kepada berbagai perusahaan nasional.
Selain dapat menciptakan peluang-peluang
sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang
diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah
dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya dari masyarakat.
Rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat
merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan
bermanfaat.
1.1. Pengertian
Corporate Sosial Responsibility (CSR)
Perusahaan merupakan salah satu pusat
kegiatan manusia / masyarakat moderen guna memenuhi kehidupannya. Selain itu,
perusahaan juga sebagai salah satu sumber pendapatan negara melalui pajak dan
wadah tenaga kerja. Menurut Dwi Tuti
Muryati, perusahaan merupakan lembaga yang secara sadar didirikan untuk
melakukan kegiatan yang terus-menerus untuk mendayagunakan sumber daya alam dan
sumber daya manusia sehingga menjadi barang dan jasa yang bermanfaat secara
ekomonis.Menurut Sri Rejeki Hartono, aktifitas menjalankan perusahaan adalah
suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dalam pengertian yang tidak terputus-putus, kegiatan tersebut
dlakukan secara terang-terangan dalam pengertian sah/legal, dan dalam rangka
untuk memperoleh keuntungan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Menurut
Mentri Kehakiman Nederland (Minister van Justitie Nederland) dalam
memori jawaban kepada parlemen menafsirkan pengertian perusahaan
sebagaiberikut: ”Barulah dapat dikatakan adanya perusahaan apabila pihak yang
berkepentingan bertindak secara tidak terputus-putus, terang-terangan, serta di
dalam kedudukan tertentu untuk memperoleh laba bagi dirinya sendiri ”
Secara jelas pengertian perusahaan ini
dijumpai dalam pasal Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan yang dinyatakan sebagai berikut: ”Perusahaan adalah setiap bentuk
badab usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan
terus-menerus, didirikan, bekerja,serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia
dengan tujuan memperoleh keuntungan /laba.
Dari pengertian-pengertian diatas, terdapat
dua unsur pokok yang terkandung dalam suatu perusahaan, yaitu:
1. Bentuk
badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha baik berupa suatu persekutuan
atau badan usaha yang didirikan, bekerja dan berkedudukan di Indonesia.
2. Jenis
usaha yang berupa kegiatan dalam bidang bisnis, yang dijalan secara
terus-menerus untuk mencari keuntungan.
Dengan demikian suatu perusahaan harus
mempunyai unsur-unsur di antaranya:
1. Terus-menerus
atau tidak terputus-putus;
2. Secara
terang-terangan (karena berhubungan dengan pihak ketiga);
3. Dalam
kualitas tertentu (karena dalam lapangan perniagaan);
4. Mengadakan
perjanjian perdagangan;
5. Harus
bermaksud memperoleh laba atau keuntungan;
Tanggungjawab sosial merupakan suatu ide
bahwa bisnis memiliki tanggungjawab tertentu kepada masyarakat selain mencari
keuntungan (the persuit of profits). Baru-baru ini istilah Corporate
Social Responsibility (CSR) mencakup pengertian yang lebih luas, menuju Social
Responcibility dan Social Leadership. Social Responcibility (CSR)
atau disebut juga dengan tanggungjawab sosial dapat didefinisikan sebagai
berikut: ”merupakan kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil
keputusan, dan melksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat”.
Pada penngertian yang lainnya Social Responcibility atautanggungjawab
sosial diartikan sebagai “kontribusi menyeluruh dari dunia usaha terhadap
pembagunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan
lingkungan dari kegiataanya”.
Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate
Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan
mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan. Menurut CSR Forum (Wibisono,
2007) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang
dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai
moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan
lingkungan.
Corporate Social Responsibilit(CSR)adalah
suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan
perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap
sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. COntoh bentuk
tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian
beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan
stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability
perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability.
Penerapan CSR saat ini berkembang pesat, termasuk
di Indonesia. CSR kini dianggap sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing
serta sebagai bagian dari pengelolaan resiko menuju sustainability dari
kegiatan usahanya. CSR di Indonesia baru
dimulai pada awal tahun 2000. Namun, kegiatan yang esensi dasarnya sama telah
berjalan sejak tahun 1970-an dengan tingkat yang bervariasi, mulai dari bentuk
yang sederhana seperti donasi sampai pada bentuk yang komperensif seperti
membangun sekolah.
1.2. Unsur-unsur
dasar CSR
CSR memiliki tiga unsur dasar yaitu market action,
externally mandated actions dan voluntary actions.
a.
Market
action (tindakan untuk menghadapi pasar)
Market action ini berisi mengenai tindakan
perusahaan secara menyeluruh mengenai kepentingan mereka di pasar. Ketika suatu
perusahaan merespon pasar, seluruh tindakan harus megenai tanggung jawab sosial
mereka yaitu perhatian perusahaan atas dampak operasi perusahaan bagi
lingkungan di sekitar perusahaan.
b.
Mandates
action
Mandates action
atau program yang berisikan pemenuhan anjuran pemerintah dan perjanjian
yang dinegosiasikan dengan srakeholder. Pelaksanaan unsur ini dapat saja
berbeda pelaksanaannya antara setiap negara.
c.
Voluntary
actions
Voluntary actions atau program sukarela perusahaan
dengan menunjukan kepedulian mereka
terhadap isu sosial yang terjadi dan membantu penyelesaian masalah. Di dalam
Voluntary actions terdapat tiga ruang lingkup utama yaitu program sukarela yang
bersifar legal plus, kegiatan Voluntary actions sejalan dengan program nasional
dan kampanye kepedulian pada kepentingan masyarakat berhubungan dengan
peraturan/isu sosial tertentu yang berlaku disuatu tempat.
1.3. Program
CSR
Phillip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya ”Corporate Social
Responsibility, Doing the Most Good for Your Company and Your Cause” (2005),
mengidentifikasi enam pilihan program bagi perusahaan untuk melakukan inisiatif
dan aktivitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial sekaligus sebagai wujud
komitmen dari tanggung jawab sosial perusahaan. Keenam inisiatif sosial yang
bisa dieksekusi oleh perusahaan adalah
a) Cause
Promotions dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau
penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah sosial
tertentu seperti, misalnya, bahaya narkotika.
b) Cause-Related
Marketing bentuk kontribusi perusahaan dengan menyisihkan
sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial tertentu,
untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu.
c) Corporate
Social Marketing disini perusahaan membantu pengembangan maupun
implementasi dari kampanye dengan fokus untuk merubah perilaku tertentu yang
mempunyai pengaruh negatif, seperti misalnya kebiasaan berlalu lintas yang
beradab.
d) Corporate
Philantrophy adalah inisitiatif perusahaan dengan memberikan
kontribusi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih sering dalam bentuk
donasi ataupun sumbangan tunai.
e) Community
Volunteering dalam aktivitas ini perusahaan memberikan
bantuan dan mendorong karyawan, serta mitra bisnisnya untuk secara sukarela
terlibat dan membantu masyarakat setempat.
f) Socially
Responsible Business Practices, ini adalah sebuah inisiatif dimana
perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta
investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi
lingkungan.
1.4. Manfaat CSR
Bagi Corporate
Bila kita kelompokkan manfaat CSR
terhadap perusahaan yaitu :
1. Brand
differentiation
Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa
memberikan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang pada
gilirannya menciptakan customer loyalty. The Body Shop dan BP (dengan bendera
“Beyond Petroleum”-nya), sering dianggap sebagai memiliki image unik terkait
isu lingkungan.
2. Human
resources.
Program CSR dapat membantu dalam perekrutan karyawan
baru, terutama yang memiliki kualifikasi tinggi. Saat interview, calon karyawan
yang memiliki pendidikan dan pengalaman tinggi sering bertanya tentang CSR dan
etika bisnis perusahaan, sebelum mereka memutuskan menerima tawaran. Bagi staf
lama, CSR juga dapat meningkatkan persepsi, reputasi dan dedikasi dalam
bekerja.
3. License to
operate.
Perusahaan yang menjalankan CSR dapat mendorong
pemerintah dan publik memberi ”ijin” atau ”restu” bisnis. Karena dianggap telah
memenuhi standar operasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat
luas.
4. Risk
management.
Manajemen resiko merupakan isu sentral bagi setiap
perusahaan. Reputasi perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam
sekejap oleh skandal korupsi, kecelakaan karyawan, atau kerusakan lingkungan.
Membangun budaya ”doing the right thing” berguna bagi perusahaan dalam
mengelola resiko-resiko bisnis.
2.
BRAND POSITIONING
Membahas
tentang brand positioning tentunya
tidak akan terlepas dari sang penemu
konsep positioning yaitu
Al Ries dan Jack Trout. Mengutip dari buku Positioning – Diferensiasi – Brand
milik MarkPlus&Co, Ries-Trout mengatakan ”…positioning
is not what you do to a product. Positioning is what you do to the mind of the
prospect. That is, you position the product
in the mind of the prospect.”
artinya, positioning adalah menempatkan produk dan merek
kita menancap dibenak pelanggan. Dengan definisi tersebut Ries-Trout
berargumentasi bahwa setiap produk, merek dan perusahaan yang sukses selalu
memiliki posisi yang kokoh dan unik dibenak pelanggannya.
Menurut
Gelder (2005),”Brand positioning as a way of demonstrating a brand’s advantage
over and differentiation from its competition”(p. 31), yang artinya brand
positioning adalah suatu cara untuk
mendemonstrasikan keunggulan dari suatu merek dan perbedaannya dari kompetitor
yang lain. Dalam definisi tradisional, positioning sering disebut sebagai suatu
strategi untuk memenangi dan menguasai benak pelanggan melalui produk yang ditawarkan.
Namun menurut Kertajaya (2004), positioning didefinisikan sebagai the strategy
to lead your customer credibly yaitu suatu upaya untuk mengarahkan pelanggan
secara kredibel. Sedangkan menurut
Susanto dan Wijanarko (2004), posisi merek adalah bagian dari identitas merek
dan proposisi nilai yang secara aktif dikomunikasikan kepada target konsumen
dan menunjukkan keunggulannya
terhadap merek-merek pesaing. Jadi brand positioning adalah cara perusahaan untuk menempatkan
dirinya di mata target konsumennya dilihat dari keunggulan dan kelebihan yang
dimiliki dibandingkan dengan brand pesaing.
Jika
kita perhatikan di indonesia, sebagian besar pelaku bisnis ataupun pemilik merek di Indonesia belum
sepenuhnya atau malah justru tidak menganggap penting konsep brand
positioning. Bagi mereka yang penting bisnis jalan dulu, nanti bisa
dilihat sambil berjalan. Dalam konteks branding, sebaiknya strategi positioning merek ditentukan didetik awal memulai
bisnis. Jangan sampai persepsi yang muncul dibenak pelanggan nantinya berbeda
dengan persepsi yang sebenarnya hendak kita ciptakan. Karena ketika persepsi
yang muncul salah atau berbeda, tentu akan membutuhkan waktu, energi dan biaya
yang lebih untuk membenarkan. Meskipun dalam beberapa kasus tertentu perumusan brand
repositioning dapat
menjadi salah satu solusi. Tetapi penentuan positioning merek diawal akan mempermudah merek
kita memisahkan diri dari merek pesaing dan men-drive merek
kita untuk berjalan sesuai brand road map yang telah ditentukan. Inilah mengapa
pakar-pakar pemasaran selalu menganggap bahwa brand positioning merupakan satu hal yang krusial.
Lalu
mengapa brand positioning disebut sebagai janji merek? Ketika
Lifebuoy mengikrarkan diri sebagai “sabun kesehatan”, maka sesungguhnya ia
sedang berjanji kepada pelanggannya bahwa Lifebuoy adalah benar-benar sabun
kesehatan yang mampu membersihkan segala kuman yang menempel pada kulit tubuh
kita. Lalu Extrajoss dengan “biangnya minuman berenergi” seolah berjanji kepada
pelanggannya apabila mereka merasa staminanya menurun dan membutuhkan tambahan
energi maka Extrajoss dengan segala kandungan didalamnya akan mengembalikan
kebugaran dan energi yang dibutuhkan untuk beraktifitas kembali. Kemudian
ada Teh Sosro dengan “ahlinya teh”, Honda dengan “rajanya motor bebek”, Vegeta
dengan “minuman berserat” dan sabun Lux dengan “sabun kecantikan para bintang”
ini semua merupakan perumusan positioning sebagai
janji merek kepada pelanggannya.
Dalam
menentukan brand positioning tidak boleh asal-asalan, kita berjanji
terlalu muluk-muluk tetapi konten produk dan merek kita tidak dapat memenuhi
apa yang kita janjikan. Jangan sampai seperti para politikus yang mengumbar
janji tetapi tidak dapat memenuhi ekspektasi rakyatnya, ini berbahaya karena
akan menjadi blunder dan berakibat fatal, yaitu hilangnya kepercayaan pelanggan
kepada merek Anda. Sekali lagi, tentukan brand
positioning didetik
awal Anda memulai bisnis, pertama untuk mempermudah kita memisahkan diri dari
merek pesaing dan yang kedua men-drive merek kita untuk menciptakan persepsi
pelanggan tepat seperti yang kita harapkan.
Terdapat empat jenis kesalahan positioning yaitu:
a.
Underpositioning
Dalam hal ini fitur yang
hendak ditonjolkan untuk membangun positioning dianggap bukan hal yang terlalu
istimewa. Saat Pepsi memperkenalkan Crystal Pepsi tahun 1993, konsumen tidak
terlalu terkesima. Mereka tidak melihat “clarity” atau “kemurnian” sebagai
sesuatu yang penting dalam produk softdrink
b.
Overpositioning
Disini produk memiliki citra
yang terlalu tinggi dalam benak konsumen, dan karenanya dianggap diatas
jangkauan daya beli mereka. Para pelanggan berpikir bahwa semua cincin Tifanny
dijual mulai harga $5000, meskipun dalam kenyataannya Tiffany saat ini dapat
diperoleh dengan harga mulai $1000
c.
Confused
positioning
Dalam hal ini, pelanggan
bingung dengan citra brand karena terlalu banyaknya klaim atau perubahan brand
positioning yang terlalu sering. Hal ini yang terjadi pada komputer desktop
NeXT yang hebat. Ketika pertama kali dilaunch, produk ini diposisikan untuk
para mahasiswa, kemudian diubah menjadi untuk para engineer, dan kemudian
kepada orang bisnis; dan semuanya tidak berhasil
d.
Doubtful
positioning
Disini pelanggan merasa sulit
untuk mempercayai klaim sebuah brand dalam kaitannya dengan fitur suatu produk,
harga, atau manufakturnya.
Anggaran fleksibel dan varian biaya langsung
Link Dounlowd PPT
http://zipteria.com/H9fv
Link Dounlowd makalah (Word)
http://zipteria.com/HAKM
Mata kuliah : Akuntansi manajemen 28 oktober 2011
Anggaran fleksibel, varians biaya langsung
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah kami ucapkan atas kehadiraan allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Anggaran fleksibel, varians biaya langsung. Salawat dan salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang mana karena beliaulah kita dapat merasakan ilmu pengetahuan.
Makalah ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada seta memanfaatkan teknologi. Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen. Penyusunan makalah ini disajikan secara sistematis sehingga dapat memudahkan pembaca untuk mempelajarinya.
Kami ucapkan terima kasih dosen yang telah memberikan masukan serta arahan tentang penyusunan makalah ini sehingga dapat tersusun dengan baik. Kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Kami mengharapkan agar makalah yang telah kami buat, dapat memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen.
Pekanbaru, Oktober 2011
Penulis
Varians
Varians adalah perbedaan antara jumlah aktual dan jumlah yang diharapkan (dianggarkan). Manajenen berdasarkan pengecualian adalah praktik memfokuskan perhatian pada hal-hal yang tidak beroperasi sebagaimana diharapkan (dianggarkan). Anggaran statis (induk) – didasarkan pada output yang direncanakan pada permulaan periode anggaran
Analisis Level 0
Laba operasi aktual $ 14.900
Anggaran statis laba operasi $ 108.000
Varians anggaran statis untuk laba operasi $ 93.100 U
Analisis level 1
hasil aktual varians anggaran statis anggaran Statis
(1) (2)=(1)-(3) (3)
Unit yang terjual 10.000 2.000 U 12.000
Pendapatan 1.250.000 190.000 U 1.440.000
Biaya Variabel
Bahan Langsung 621.600 98.400 F 720.000
Tenaga kerja manufaktur langsung 198.000 6.000 U 192.000
Overhead manufaktur variabel 130.500 13.500 F 144.000
Total Biaya Variabel 950.100 105.900 F 1.056.000
marjin Kontribusi 299.900 84.100 U 384.000
Biaya Tetap 285.000 9.000 U 276.000
Laba Operasi 14.900 93.100 U 108.000
$ 93.100 U
Varians Anggaran statis
aF= Pengaruh yang menguntungkan terhadap laba operasi : U= pengaruh yang tidak menguntungkan terhadap
laba operasi
bPersentase terhadap marjin kontribusi = $ 299.900 : $ 1.250.00 = 24,0%
cPersentase terhadap marjin kontribusi = $384.000 : $1.440.000 =26,7%
Kegunaan varians
sebagai evaluasi kinerja
Sebagai motivasi untuk manajer
Sebagai pendorong perubahan strategi
• Varians Anggaran-Statis (Level 0) – selisih antara hasil aktual dan jumlah anggarannya
• Varians yang menguntungkan (favorable variance, F) – memiliki dampak meningkatkan laba operasi relatif terhadap jumlah anggaran
• Varians yang tidak menguntungkan (unfavorable Variance, U) – memiliki dampak menurunkan laba operasi relatif terhadap jumlah anggaran
*Kesimpulan: Manajer menciptakan anggaran fleksibel, yang membuatnya dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap devisi dari anggaran statis
Anggaran Fleksibel
Anggaran fleksibel menghitung pendapatan yang dianggarkan dan biaya yang dianggarkan berdasarkan output aktual pada periode anggaran
Satu-satunya perbedaan antara anggaran statis dan anggaran fleksibel adalah bahwa anggaran statis disusun untuk output yang direncanakan
Perusahaan menyusun anggaran fleksibel dalam 3 langkah:
1. Mengidentifikasikan kuantitas aktual
2. Menghitung anggaran fleksibel untuk pendapatan berdasarkan harga jual yang yang dianggarkan dan kuantitas output aktual
3. Menghitung anggaran fleksibel untuk biaya berdasrkan biaya variabel per unit,output yang diangarkan, kuantitas output aktual dan biaya tetap yang dianggarkan
Varians anggaran fleksibel dan varians volume penjualan
Varians volume penjualan ( Sales volume variance ) adalah perbedaan antara jumlah anggaran vleksibel dan jumlah anggaran statis yang berkaitan. Varians anggaran fleksibel (fleksibel budget varians ) adalah perbedaan antara hasil aktual dan jumlah anggaran fleksibel yang berkaitan berdasarkan tingkat output aktual pada periode anggaran
Analisis level 2
hasil aktual Varians anggaran fleksibel Anggaran fleksibel Varians volume penjualan anggaran Statis
(1) (2)=(1)-(3) (3) (4)=(3)-(5) (5)
Unit yang terjual 10.000 0 10.000 2.000 U 12.000
Pendapatan 1.250.000 50.000 F 1.200.000 240.000 U 1.440.000
Biaya Variabel
Bahan Langsung 621.600 21.600 U 600.000 120.000 F 720.000
T. k. manufaktur langsung 198.000 38.000 U 160.000 32.000 F 192.000
Overhead manufaktur variabel 30.500 10.500 U 120.000 24.000 F 144.000
Total Biaya Variabel 950.100 70.100 U 880.000 176.000 F 1.056.000
marjin Kontribusi 299.900 20.100 U 320.000 64.000 U 384.000
Biaya Tetap 285.000 9.000 U 276.000 0 276.000
Laba Operasi 14.900 29.100 U 44.000 64.000 U 108.000
level 2 $ 29.100 U $ 64.000 U
varians anggaran fleksibel varians volume penjualan $ 93.100
Varians anggaran statis
F= Pengaruh yang menguntungkan terhadap laba operasi : \
Varians anggaran statis
F= Pengaruh yang menguntungkan terhadap laba operasi : \
U= pengaruh yang tidak menguntungkan terhadap laba operasi
Varians Volume Penjualan
Perbedaan antara jumlah anggaran statis dan anggaran fleksibel disebut varians volume penjualan karena mencerminkan perbedaan yang semata-mata disebabkan oleh selisih kuantitas (volume)
Rumus
Varians volume penjualan untuk laba operasi = Jumlah anggaran fleksibel - Jumlah anggaran statis
Varians volume penjualan untuk laba operasi= Margin kontribusi per unit yang di anggarkan x (unit aktual yang terjual – unit yang terjual dalam anggaran statis) atau (harga jual yang dianggarkan - biaya biaya variabel per unit yang dianggarkan) x (unit aktual yang terjual – unit yang terjual dalam anggaran statis)
Varians volume penjualan yang tidak menguntungkan bisa disebabkan oleh satu atau lebih penyebab berikut ini
1. Permintaan secara keseluruhan tidak meningkat sebesar tidak sebesar tingkat yang di antisipasi
2. Pesaing mengambil alih pangsa pasar perusahaan.
3. Perusahaan lambat beradaptasi untuk perubahan preferensi dan selera konsumen
4. Target penjualan yang di anggarkan ditetapkan tanpa analisis yang cermat atas kondisi pasar
5. Adanya masalah mutu yang menyebabkan ketidak puasan pelanggan terhadap produk yang diproduksi perusahaan
Varians anggaran fleksibel merupakan pengukuran kinerja operasi yang lebih baik karena membandingkan pendapatan aktual dengan pendapatan yang di anggarkan dan biaya aktual dengan biaya yang di anggarkan untuk tingkat produksi yang sama
Varians Anggaran Fleksibel
Varians Anggaran Fleksibel disajikan dengan rumus
Varians Anggaran Fleksibel untuk pendapatan disebut varians harga juak ( Selling Price variance ) karena terjadi semata-mata akibat perbedaan antara harga jual aktual dengaan yang di anggarkan seperti rumus:
Varians anggaran fleksibel untuk biaya varians total adalah tidak menguntungkan untuk output aktual karena
1. Perusahaan menggunakan lebih banyak kuantitas input ( seperti jam kerja manufaktur langsung) dibandingkan dengan kuantitas input yang di anggarkan
2. Perusahaan memberlakukan harga per unit input yang lebih tinggi ( seperti tingkat upah per jam tenaga kerja amanufaktur langsung ) dibandingkan dengan yang dianggarkan
Kuantitas dan atau harga input yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang di anggarkan mungkin merupakan akibat dari keputusan perusahaan untuk membuat produk yang lebih baik dari apa yang direncanakan pada anggaran, atau sebagai akibat dari inefisiensi dalam fungsi produksi dan pembelian atau keduanya ingatlah bahwa analisis varians memberikan saran untuk menyelidiki lebih lanjut, atau bukan merupakan bukti dari kinerja yang baik atau buruk
Varians Harga dan varians efisiensi untuk input biaya langsung hampir semua perusahaan membagi varians anggaran fleksibel level 2 untuk input atau masukan biaya langsung kedalam dua varians yang lebih rinci yakni varians level 3 :
1. Varians harga yang mencerminkan perbedaan antara harga input aktual dan harga input yang di anggarkan
2. Varians efisiensi yang mencerminkan perbedaan antara kuantitas input aktual dan kuantitas input yang di anggarkan
Informasi ini akan membantu manajer untuk memahami lebih baik kinerja masa lalu dan mengambil tindakan korektif untuk mengimplementasikan strategi yang lebih baik dimasa depan
Memperoleh informasi mengenai harga input dam kuantitas input yang di anggarkan. Tiga sumber informasi untuk perusahaan adalah
1. Data input aktual dari periode yang lalu
Keunggulannya adalah :
a. Mencerminkan kuantitas dan harga ril dan bukan hipotesis serta dapat menjadi tolak ukur untuk perbaikan yang kontinu atau terus menerus
b. Data masa lalu biasanya murah
c. Data masa lalu bisa mencakup inefisiensi seperti pemborosan bahan langsung
2. Data dari perusahaan lain yang memliki proses yang sama
Keunggulannya : Angka anggaran mencerminkan tolak ukur kompetitif dari perusahaan
Lain
Kelemahannya : Data harga dan kuantitas input yang sebanding dari perusahaan lain mungkin tidak tersedia
3. Standar yang dikembangkan oleh perusahaan
Standar adalah harga, biaya, atau kuantitas yang ditetapkan dengan cermat. Keunggulannya :
1. Waktu standard membantu mengeluarkan inefisiensi di masa lalu
2. Waktu standard membantu memperhitungkan perubahan yang diperkirakan terjadi pada periode anggaran
Input standard adalah : Kuantitas input yang ditetetapkan dengan cermat ( seperti meter2 atau jam tenaga kerja manufaktur langsung ) yang dibutuhkan 1 unit output.
Harga Standard adalah harga yang ditetapkan dengan cermat yang diharapkan dibayar perusahaan guna mendapatkan 1 unit input
Biaya Standard adalah : Biaya yang ditetapkan dengan cermat untuk 1 unit output misalnya baiay standard tenaga kerja manufaktur langsung untuk membuat produk di perusahaan.
Rumus
Contoh Biaya Standard bahan baku langsung per jaket 2 meter2 kain yang disediakan per unit output ( jaket ) yang diproduksi, dengan harga standard sebesar $30 per meter2
Jawab : Biaya Stndard bahan langsung per jaket = 2 meter 2 x $30 per meter2 = $60
Biaya standard tenaga kerja manufaktur langsung per jaket : 0,8 jam tenaga kerja manufaktur dari input yang disediakan per unit output yang diproduksi pada harga standard $20 per jam
Biaya standard tenaga kerja manufaktur langsung per jaket = 0,8 jam temaga kerja x $20 per jam tenaga kerja = $16
Bagaimana hubungan antara kata “anggaran” dan “standard” ? anggaran adalah : istilah yang lebih umum untuk mengklasifikasinya harga input yang di anggarkan, kuantitas input yang di anggarkan dan biaya yang di anggarakan tidak perlu didasarkan pada standard namun apabila standard digunakan untuk memperoleh kuantitas input yang di anggarkan dan harga input yang di anggarkan, istilah standar dan anggaran digunakan secara bergantian
Data yang mnghitung varians harga dan varians efesiensi pada perusahaan
Misalkan web memiliki 2 kategori biaya langsung. Biaya aktual dari setiap kategori tersebut untuk 10.000 jaket yang dipoduksi dan dijual pada bulan april 2006 adalah:
Bahan langsung yang dibeli dan digunakan
1. Input berupa kain dalam ukuran meter 2 yang dibeli dan digunakan 22.200
2. Harga aktual yang terjadi per meter 2 $28
3. Biaya bahan langsung (22.200 x $28) $ 621.600
Tenaga kerja manufaktur langsung
1. Jam tenaga kerja manufaktur langsung 9.000
2. Harga aktual yang terjadi per jam tenaga manufaktur langsung $ 22
3. Biaya tenaga kerja manufaktur langsung ( 9.000 x $22) $198.000
Untuk penyerderhanakan kuantitas langsung yang digunakan = kuantitas bahan langsung yang dibeli.
Varians harga adalah perbedaan antara harga aktual dan harga yang dianggarkan dikali dengan kuantitas input aktual seperti bahan langsung yang dibeli dan digunakan. Varians harga terkadang disebut dengan varians harga input atau varians tingkat upah, terutama bila mengacu pada varians harga untuk tenaga kerja langsung. Varians efesiensi adalah perbedaan antara kuantitas input aktual yang digunakan seperti bahan langsung berupa kain dalam meter 2 dan kuantitas yang dianggarkan untuk membuat output aktual dikali dengan harga yang dianggarkan. Varians efesiesi terkadang disebut juga varians penggunaan.
VARIAN HARGA
Rumus:
Varians harga untuk 2 kategori biaya langsung perusahaan adalah:
Kategori biaya harga input – harga input x kuantitas = varians
langsung aktual yang dianggarkan input aktual harga
Bahan Langsung {$
Varians harga bahan langsung tersebut menguntungkan karena harga aktual produk kurang hari harga yang dianggarkan , sehingga laba operasi naik. Penyebab dari hal tersebut adalah dari kegiatan untuk memperoleh bahan langsung yaitu:
1. Menegosiasikan harga agar lebih murah
2. Memilih pemasok yang memberikan harga murah
3. Membeli dengan kuantitas melebihi kuantitas yang dianggarkan sehingga mendapat diskon
4. Harga yang turun tanpa di duga
5. Harga yang dianggarkan ditetapkan terlalu tinggi tanpa mengetahui harga pasar
6. Menerima keuntungan dalam harga tanpa melihat faktor lain selain harga.
Varians efisiensi
Adalah perbedaan antara kuantitas input aktual yang digunakan dan kuantitas yang dianggarkan untuk membuat output aktual, dikalikan dengan harga yang dianggarkan.
Varians
efesiensi
Ikhtisar Varians
Ikhtisar varians menyoroti 3 dampak utama yaitu:
1. Perusahaan menjual dengan jumlah lebih sedikit dari yang dianggarkan, yang menyebabkan varians volume penjualan yang tidak menguntungkan.
2. Perusahaan menjual produk yang lebih tinggi daripada yang dianggarkan , mengakibatkan varians harga jual yang menguntungkan, namun harga lebih rendah dari pesaing.
3. Biaya manufaktur untuk output aktual yang diproduksi lebih tinggi daripada yang dianggarkan akibat kualitas bahan baku rendah, perawatan mesin uang buruk dan pekerja yang kurang terampil.
Ayat jurnal dengan menggunakan biaya standar
No Jenis transaksi Jurnal
1
2
3
4 Mencatat varians harga bahan baku pada saat pembelian
Mencatat varians efisiensi bahan langsung pada waktu bahan langsung digunakan
Mencatat varians harga dan efisiensi tenaga kerja manufaktur langsung pada saat tenaga kerja digunakan
Menghapus akun varians biaya langsung ke harga pokok penjualan Pengendalian bahan langsung x x x
Varians harga bahan langsung x x x
Pengendalian utang usaha x x x
Pengendalian barang dalam proses x x x Varians efisiensi bahan langsung x x x
Pengendalian bahan langsung x x x
Pengendalian barang dalam proses x x x Varians Tenaga kerja manufaktur lsng x x x
Varians efisiensi tenaga kerja mfktr lngsg x x x
Pengendalian bahan langsung x x x
Harga Pokok Penjualan x x x
Varians harga bahan langsung x x x
Varians efisiensi bahan langsung x x x
Varians Tenaga kerja manufaktur lsng x x x
Varians efisiensi tenaga kerja mfktr lngsg x x x
Imlementasi kalkulasi biaya standar
Bermanfaat menberikan informasi yang brnilai bagi manajemen dan pengendalian bahan baku, tenaga kerja, dan aktiviras lainnya yang berkaitan dengan produksi.
Kalkulasi biaya standar dan teknonogi informasi
• Perusahaan dell dan sandoz (farmasi obat genetik) menggunakan harga standar dan kuantitas standar yang telah disimpan dalam sistem komputer. Scanner berkoe memcatat penerimaan bahan, segera menghitung biaya setiap bahan dengan menggunakan harga standar yang telah disimpan dalam komputer. Penerimaan bahan kemudian dibafingkan dengan pesanaan pembelian untuk mencatat utang usaha dan untuk menghitung varians harga bahan langsung.
Penerapan kalkulasi biaya standar yang luas
• Perusahaan yang telah mengimplementasikan manajemen muto total (TQM) dan sistem produksi yang terintegrasi dengan komputer (CIM) serta persahaan yang berkecimpung pada sektor jasa menggunakannya untuk mengendalikan biaya bahan ataupun mengendalikan tenaga kerja.
Varians Volume Penjualan
Perbedaan antara jumlah anggaran statis dan anggaran fleksibel disebut varians volume penjualan karena mencerminkan perbedaan yang semata-mata disebabkan oleh selisih kuantitas (volume)
Rumus
Varians volume penjualan untuk laba operasi = Jumlah anggaran fleksibel - Jumlah anggaran statis
Varians volume penjualan untuk laba operasi= Margin kontribusi per unit yang di anggarkan x (unit aktual yang terjual – unit yang terjual dalam anggaran statis) atau (harga jual yang dianggarkan - biaya biaya variabel per unit yang dianggarkan) x (unit aktual yang terjual – unit yang terjual dalam anggaran statis)
Varians volume penjualan yang tidak menguntungkan bisa disebabkan oleh satu atau lebih penyebab berikut ini
1. Permintaan secara keseluruhan tidak meningkat sebesar tidak sebesar tingkat yang di antisipasi
2. Pesaing mengambil alih pangsa pasar perusahaan.
3. Perusahaan lambat beradaptasi untuk perubahan preferensi dan selera konsumen
4. Target penjualan yang di anggarkan ditetapkan tanpa analisis yang cermat atas kondisi pasar
5. Adanya masalah mutu yang menyebabkan ketidak puasan pelanggan terhadap produk yang diproduksi perusahaan
Varians anggaran fleksibel merupakan pengukuran kinerja operasi yang lebih baik karena membandingkan pendapatan aktual dengan pendapatan yang di anggarkan dan biaya aktual dengan biaya yang di anggarkan untuk tingkat produksi yang sama
Varians Anggaran Fleksibel
Varians Anggaran Fleksibel disajikan dengan rumus
Varians Anggaran Fleksibel untuk pendapatan disebut varians harga juak ( Selling Price variance ) karena terjadi semata-mata akibat perbedaan antara harga jual aktual dengaan yang di anggarkan seperti rumus:
Varians anggaran fleksibel untuk biaya varians total adalah tidak menguntungkan untuk output aktual karena
1. Perusahaan menggunakan lebih banyak kuantitas input ( seperti jam kerja manufaktur langsung) dibandingkan dengan kuantitas input yang di anggarkan
2. Perusahaan memberlakukan harga per unit input yang lebih tinggi ( seperti tingkat upah per jam tenaga kerja amanufaktur langsung ) dibandingkan dengan yang dianggarkan
Kuantitas dan atau harga input yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang di anggarkan mungkin merupakan akibat dari keputusan perusahaan untuk membuat produk yang lebih baik dari apa yang direncanakan pada anggaran, atau sebagai akibat dari inefisiensi dalam fungsi produksi dan pembelian atau keduanya ingatlah bahwa analisis varians memberikan saran untuk menyelidiki lebih lanjut, atau bukan merupakan bukti dari kinerja yang baik atau buruk
Varians Harga dan varians efisiensi untuk input biaya langsung hampir semua perusahaan membagi varians anggaran fleksibel level 2 untuk input atau masukan biaya langsung kedalam dua varians yang lebih rinci yakni varians level 3 :
1. Varians harga yang mencerminkan perbedaan antara harga input aktual dan harga input yang di anggarkan
2. Varians efisiensi yang mencerminkan perbedaan antara kuantitas input aktual dan kuantitas input yang di anggarkan
Informasi ini akan membantu manajer untuk memahami lebih baik kinerja masa lalu dan mengambil tindakan korektif untuk mengimplementasikan strategi yang lebih baik dimasa depan
Memperoleh informasi mengenai harga input dam kuantitas input yang di anggarkan. Tiga sumber informasi untuk perusahaan adalah
1. Data input aktual dari periode yang lalu
Keunggulannya adalah :
a. Mencerminkan kuantitas dan harga ril dan bukan hipotesis serta dapat menjadi tolak ukur untuk perbaikan yang kontinu atau terus menerus
b. Data masa lalu biasanya murah
c. Data masa lalu bisa mencakup inefisiensi seperti pemborosan bahan langsung
2. Data dari perusahaan lain yang memliki proses yang sama
Keunggulannya : Angka anggaran mencerminkan tolak ukur kompetitif dari perusahaan
Lain
Kelemahannya : Data harga dan kuantitas input yang sebanding dari perusahaan lain mungkin tidak tersedia
3. Standar yang dikembangkan oleh perusahaan
Standar adalah harga, biaya, atau kuantitas yang ditetapkan dengan cermat. Keunggulannya :
1. Waktu standard membantu mengeluarkan inefisiensi di masa lalu
2. Waktu standard membantu memperhitungkan perubahan yang diperkirakan terjadi pada periode anggaran
Input standard adalah : Kuantitas input yang ditetetapkan dengan cermat ( seperti meter2 atau jam tenaga kerja manufaktur langsung ) yang dibutuhkan 1 unit output.
Harga Standard adalah harga yang ditetapkan dengan cermat yang diharapkan dibayar perusahaan guna mendapatkan 1 unit input
Biaya Standard adalah : Biaya yang ditetapkan dengan cermat untuk 1 unit output misalnya baiay standard tenaga kerja manufaktur langsung untuk membuat produk di perusahaan.
Rumus
Contoh Biaya Standard bahan baku langsung per jaket 2 meter2 kain yang disediakan per unit output ( jaket ) yang diproduksi, dengan harga standard sebesar $30 per meter2
Jawab : Biaya Stndard bahan langsung per jaket = 2 meter 2 x $30 per meter2 = $60
Biaya standard tenaga kerja manufaktur langsung per jaket : 0,8 jam tenaga kerja manufaktur dari input yang disediakan per unit output yang diproduksi pada harga standard $20 per jam
Biaya standard tenaga kerja manufaktur langsung per jaket = 0,8 jam temaga kerja x $20 per jam tenaga kerja = $16
Bagaimana hubungan antara kata “anggaran” dan “standard” ? anggaran adalah : istilah yang lebih umum untuk mengklasifikasinya harga input yang di anggarkan, kuantitas input yang di anggarkan dan biaya yang di anggarakan tidak perlu didasarkan pada standard namun apabila standard digunakan untuk memperoleh kuantitas input yang di anggarkan dan harga input yang di anggarkan, istilah standar dan anggaran digunakan secara bergantian
Data yang mnghitung varians harga dan varians efesiensi pada perusahaan
Misalkan web memiliki 2 kategori biaya langsung. Biaya aktual dari setiap kategori tersebut untuk 10.000 jaket yang dipoduksi dan dijual pada bulan april 2006 adalah:
Bahan langsung yang dibeli dan digunakan
1. Input berupa kain dalam ukuran meter 2 yang dibeli dan digunakan 22.200
2. Harga aktual yang terjadi per meter 2 $28
3. Biaya bahan langsung (22.200 x $28) $ 621.600
Tenaga kerja manufaktur langsung
1. Jam tenaga kerja manufaktur langsung 9.000
2. Harga aktual yang terjadi per jam tenaga manufaktur langsung $ 22
3. Biaya tenaga kerja manufaktur langsung ( 9.000 x $22) $198.000
Untuk penyerderhanakan kuantitas langsung yang digunakan = kuantitas bahan langsung yang dibeli.
Varians harga adalah perbedaan antara harga aktual dan harga yang dianggarkan dikali dengan kuantitas input aktual seperti bahan langsung yang dibeli dan digunakan. Varians harga terkadang disebut dengan varians harga input atau varians tingkat upah, terutama bila mengacu pada varians harga untuk tenaga kerja langsung. Varians efesiensi adalah perbedaan antara kuantitas input aktual yang digunakan seperti bahan langsung berupa kain dalam meter 2 dan kuantitas yang dianggarkan untuk membuat output aktual dikali dengan harga yang dianggarkan. Varians efesiesi terkadang disebut juga varians penggunaan.
VARIAN HARGA
Rumus:
Varians harga untuk 2 kategori biaya langsung perusahaan adalah:
Kategori biaya harga input – harga input x kuantitas = varians
langsung aktual yang dianggarkan input aktual harga
Bahan Langsung {$
Varians harga bahan langsung tersebut menguntungkan karena harga aktual produk kurang hari harga yang dianggarkan , sehingga laba operasi naik. Penyebab dari hal tersebut adalah dari kegiatan untuk memperoleh bahan langsung yaitu:
1. Menegosiasikan harga agar lebih murah
2. Memilih pemasok yang memberikan harga murah
3. Membeli dengan kuantitas melebihi kuantitas yang dianggarkan sehingga mendapat diskon
4. Harga yang turun tanpa di duga
5. Harga yang dianggarkan ditetapkan terlalu tinggi tanpa mengetahui harga pasar
6. Menerima keuntungan dalam harga tanpa melihat faktor lain selain harga.
Varians efisiensi
Adalah perbedaan antara kuantitas input aktual yang digunakan dan kuantitas yang dianggarkan untuk membuat output aktual, dikalikan dengan harga yang dianggarkan.
Varians
efesiensi
Ikhtisar Varians
Ikhtisar varians menyoroti 3 dampak utama yaitu:
1. Perusahaan menjual dengan jumlah lebih sedikit dari yang dianggarkan, yang menyebabkan varians volume penjualan yang tidak menguntungkan.
2. Perusahaan menjual produk yang lebih tinggi daripada yang dianggarkan , mengakibatkan varians harga jual yang menguntungkan, namun harga lebih rendah dari pesaing.
3. Biaya manufaktur untuk output aktual yang diproduksi lebih tinggi daripada yang dianggarkan akibat kualitas bahan baku rendah, perawatan mesin uang buruk dan pekerja yang kurang terampil.
Ayat jurnal dengan menggunakan biaya standar
No Jenis transaksi Jurnal
1
2
3
4 Mencatat varians harga bahan baku pada saat pembelian
Mencatat varians efisiensi bahan langsung pada waktu bahan langsung digunakan
Mencatat varians harga dan efisiensi tenaga kerja manufaktur langsung pada saat tenaga kerja digunakan
Menghapus akun varians biaya langsung ke harga pokok penjualan Pengendalian bahan langsung x x x
Varians harga bahan langsung x x x
Pengendalian utang usaha x x x
Pengendalian barang dalam proses x x x Varians efisiensi bahan langsung x x x
Pengendalian bahan langsung x x x
Pengendalian barang dalam proses x x x Varians Tenaga kerja manufaktur lsng x x x
Varians efisiensi tenaga kerja mfktr lngsg x x x
Pengendalian bahan langsung x x x
Harga Pokok Penjualan x x x
Varians harga bahan langsung x x x
Varians efisiensi bahan langsung x x x
Varians Tenaga kerja manufaktur lsng x x x
Varians efisiensi tenaga kerja mfktr lngsg x x x
Imlementasi kalkulasi biaya standar
Bermanfaat menberikan informasi yang brnilai bagi manajemen dan pengendalian bahan baku, tenaga kerja, dan aktiviras lainnya yang berkaitan dengan produksi.
Kalkulasi biaya standar dan teknonogi informasi
• Perusahaan dell dan sandoz (farmasi obat genetik) menggunakan harga standar dan kuantitas standar yang telah disimpan dalam sistem komputer. Scanner berkoe memcatat penerimaan bahan, segera menghitung biaya setiap bahan dengan menggunakan harga standar yang telah disimpan dalam komputer. Penerimaan bahan kemudian dibafingkan dengan pesanaan pembelian untuk mencatat utang usaha dan untuk menghitung varians harga bahan langsung.
Penerapan kalkulasi biaya standar yang luas
• Perusahaan yang telah mengimplementasikan manajemen muto total (TQM) dan sistem produksi yang terintegrasi dengan komputer (CIM) serta persahaan yang berkecimpung pada sektor jasa menggunakannya untuk mengendalikan biaya bahan ataupun mengendalikan tenaga kerja.