Fitur-fitur berikut adalah yang mencirikan perusahaan kelas-dunia:
· Perusahaan kelas-dunia harus mempertahankan kelincahan strategis dan mampu menghidupkan sesuatu yang kecil. Manajemen puncak harus secara dekat menyadari kebutuhan pelanggan dan tidak kaku dan anti terhadap perubahan paradigma.
· Perusahaan kelas-dunia harus memotivasi dan memperlakukan karyawan seperti menghargai aset-aset. Untuk mengaktivasikan talenta setiap orang, keputusan harus didorong hingga ke level terbawah organisasi. Hasilnya adalah struktur organisasi yang datar dan responsif.
· Perusahaan kelas-dunia harus memenuhi kebutuhan para pelanggannya secara menguntungkan. Tujuannya tidak hanya untuk memuaskan para pelanggan, tetapi juga untuk menyenangkan mereka secara positif. Hal ini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan satu kali dan kemudian dilupakan begitu saja. Dengan para kompetitor yang selalu agresif mencari cara-cara baru untuk meningkatkan market share, perusahaan kelas-dunia harus terus menyenangkan para pelanggannya.
· Filosofi memberi kepuasan terhadap pelanggan memasuki perusahaan kelas-dunia. Semua aktivitasnya, mulai dari pembelian bahan baku hingga menjual barang jadi, membentuk suatu rantai pelanggan. Setiap aktivitas diarahkan untuk melayani pelanggannya, yang merupakan aktivitas berikutnya dalam suatu proses. Pelanggan yang membayar terakhir adalah posisi yang terakhir dalam rantai tersebut.
· Terakhir, perusahaan manufaktur yang mencapai status kelas-dunia melakukan hal tersebut dengan mengikuti filosofi manufaktur ramping (lean manufacturing). Hal ini berarti melakukan lebih banyak dengan upaya yang lebih sedikit (efisien), menghilangkan pemborosan, dan mengurangi waktu siklus produksi.
Prinsip-prinsip berikut adalah ciri dari lean manufacturing.
1. Prinsip-prinsip lean manufacturing
Lean manufacturing berevolusi dari Toyota Production System (TPS), yang berdasarkan model produksi just-in-time (tepat-waktu). Pendekatan proses manufaktur ini berlawanan dengan proses manufaktur tradisional yang biasanya berdasarkan level inventori bahan baku yang tinggi, kapasitas produksi yang besar, pemborosan dan ketidak-efisiensian proses. Tujuan dari lean production adalah untuk mencapai efisiensi dan keefektifan yang semakin baik di semua hal, termasuk desain produk, interaksi dengan supplier, pengerjaan di pabrik, manajemen pegawai, dan hubungan dengan pelanggan. Lean berarti mendapatkan produk yang tepat di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan kuantitas yang tepat, dan secara bersamaan meminimalkan pemborosan dan menjaga supaya tetap flexible. Bagian terbesar dari kunci kesuksesan terletak pada pemahaman para karyawan dan penyatuan dengan prinsip-prinsip lean manufacturing. Memang, aspek-aspek kultural dari filosofi ini sama pentingnya dengan mesin-mesin, metodologi yang diterapkan. Prinsip-prinsip berikut adalak ciri dari lean manufacturing.
2. Pull processing.
Produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan konsumen, bukan didorong karena jumlah pasokan dalam produksi. Dalam pendekatan lean, inventori datang dari vendor dalam jumlah yang kecil dan bisa beberapa kali dalam sehari, supaya benar-benar tepat waktu ketika masuk proses produksi. Tidak seperti dalam proses tradisional, lean tidak membuat tumpukan inventori barang-barang setengah jadi yang mengakibatkan bottlenecks/kemacetan.
3. Perfect quality (kualitas yang sempurna).
Keberhasilan model pull processing memerlukan kesempurnaan mulai dari bahan baku, work-in-process, dan inventori barang jadi. Kualitas yang buruk mengakibatkan biaya yang sangat mahal bagi perusahaan. Pertimbangkan akan biaya sisa produksi, pengerjaan ulang, penundaan penjadwalan, inventori ekstra untuk mengganti bagian-bagian yang rusak, klaim garansi, dan layanan di lapangan. Dalam lingkungan proses manufaktur tradisional, biaya-biaya tersebut disajikan antara 25 hingga 35 persen dari total biaya produksi. Dengan begitu, kualitas adalah dasar utama bagia perusahaan-perusahaan kelas-dunia untuk berkompetisi. Kualitas sudah berhenti menjadi kompensasi atas harga. Konsumen menuntut kualitas dan mencari produk berkualitas dengan harga terendah.
4. Waste minimization (pengurangan pemborosan).
Semua aktivitas yang tidak menambahkan nilai dan memaksimalkan penggunaan berbagai sumber daya yang langka harus dihilangkan. Pemborosan meliputi aspek-aspek keuangan, pegawai, inventori, dan aset-aset tetap. Berikut adalah contoh-contoh berbagai macam pemborosan dalam lingkungan tradisional yang akan diminimalkan oleh lean manufacturing.
· Overproduksi, yaitu menghasilkan jumlah produksi melebih dari yang diperlukan dan/atau memproduksi lebih cepat daripada yang diperlukan.
· Pengangkutan barang-barang lebih jauh daripada yang minimal diperlukan
· Bottlenecks/kemacetan barang-barang yang menunggu untuk dipindahkan ke tahap produksi berikutnya.
· Karyawan yang menganggur menunggu bekerja karena adanya bottlenecks dalam produksi.
· Pergerakan karyawan yang tidak efisien karena harus berjalan lebih dari yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas-tugas.
· Kepingan-kepingan teknologi yang disebabkan karena berbagai macam proses yang berdiri sendiri yang tidak terkait dengan proses-proses dari hulu maupun yang ke hilir.
· Kerusakan produksi yang memerlukan usaha untuk inspeksi dan/atau perbaikan yang seharusnya tidak perlu.
· Bahaya dan resiko terhadap keselamatan kerja yang menyebabkan kecelakaan dan jam kerja yang hilang dan biaya-biaya yang terkait (pengobatan, rumah sakit, dsb).
5. Inventory reduction (pengurangan inventori).
Ciri dari perusahaan lean manufacturing adalah kesuksesannya dalam pengurangan inventori. Perusahaan yang seperti itu akan mengalami turnover inventori tahunan 100 kali per tahun. Sementara perusahaan lain mengadakan inventori mingguan atau bahkan bulanan, perusahaan lean manufacturing hanya memiliki beberapa hari atau bahkan hanya beberapa jam saja inventori yang tersedia. Tiga masalah umum berikut ini menjelaskan mengapa pengurangan inventori begitu penting.
1. Inventori berarti biaya atau uang. Hal tersebut adalah suatu investasi dalam bentuk bahan baku, pekerja, dan overhead (ongkos-ongkos tambahan) yang tidak dapat direalisasikan hingga terjual. Inventori juga berarti biaya tersembunyi. Karena harus dipindah-pindahkan dalam pabrik. Harus diurus, disimpan, dan dihitung. Selain itu, inventori juga kehilangan nilai karena menjadi usang.
2. Inventori juga menyamarkan beberapa masalah produksi. Bottlenecks dan ketidakseimbangan kapasitas dalam proses manufaktur menyebabkan inventori yang sedang dalam proses menjadi titik-titik kemacetan. Inventori juga menyebabkan order para pelanggan dan produksi tidak sinkron.
3. Kesediaan dalam menjaga inventori bisa menyebabkan overproduksi. Karena berbagai batasan biaya, perusahaan cenderung untuk menghasilkan inventori dalam jumlah besar untuk memanfaatkan alokasi biaya dan menciptakan image efisiensi. Biaya yang sebenarnya dari aktivitas yang tak terlalu bermanfaat ini tersembunyi dalam inventori yang berlebih.
6. Production flexibility (fleksibiltas produksi).
Prosedur setup mesin yang lama akan menyebabkan penundaan dalam produksi dan mendorong overproduksi. Perusahaan yang ‘lean’ berusaha untuk mengurangi waktu untuk setup mesin hingga minimum, sehingga memungkinkan produksi produk yang lebih beragam dengan lebih cepat, tanpa mengorbankan efisiensi pada jumlah produksi yang lebih rendah.
7. Established supplier relations (menciptakan hubungan dengan supplier).
Perusahaan yang lean manufacturing harus menciptakan hubungan yang koperatif dengan vendor. Pengiriman yang terlambat, bahan baku yang rusak, atau order yang salah akan menghentikan proses produksi karena model produksi ini tidak membolehkan adanya cadangan inventori.
8. Team attitude (sikap dalam tim).
Lean manufacturing sangat bergantung dengan sikap tim dan semua karyawan yang terlibat dalam proses. Hal ini meliputi semua orang di bagian pembelian, penerimaan barang, proses manufaktur, pengiriman – semua orang. Semua karyawan harus waspada terhadap berbagai masalah yang mengancam aliran proses pengerjaan dalam satu lini produksi. Lean manufacturing memerlukan quality control yang konstan beserta kewenangan mengambil tindakan yang cepat. Ketika Toyota pertama kali memperkenalkan TPS, karyawan bagian produksi memiliki kewenangan untuk menghentikan proses ketika menemukan sesuatu yang cacat/rusak. Pada hari-hari pertama produksi seringkali dihentikan untuk memberi perhatian pada masalah. Apakah disebabkan oleh bagian yang rusak dari vendor atau disebabkan oleh mesin rusak, masalah harus ditangani dengan benar sehingga tidak terjadi lagi. Setelah periode penyesuaian, proses akhirnya menjadi stabil.
Berbagai Macam Teknik Dan Teknologi Yang Digunakan Dalam Lingkungan Manufaktur Kelas Duna
Konsumen modern menginginkan produk yang berkualitas, mereka menginginkannya secara cepat, dan menginginkan berbagai macam pilihan. Profil kebutuhan konsumen semacam ini menyebabkan konflik mendasar bagi perusahaan-perusahaan tradisional, yang memiliki orientasi tidak fleksibel dan membuat mereka tidak efektif dalam lingkungan semacam ini. Sebaliknya perusahaan-perusahaan ‘lean’ (kelas-dunia) memenuhi tantangan konsumerisme modern dengan menjalankan fleksibilitas proses manufaktur. Bagian ini akan mempelajari teknik-teknik dan teknologi yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan ‘lean manufacturing’ guna mencapai fleksibilitas proses manufaktur.
Reorganisasi terhadap unit-unit fasilitas produksi Unit-unit fasilitas manufaktur tradisional cenderung berubah secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun mirip dengan rangkaian aktivitas seperti gerakan meng-ular. Barang-barang bergerak kesana kemari melalui lantai penjualan, naik ke lantai atas dan turun ke lantai bawah melalui berbagai department yang berbeda-beda. Gambar 7-14 menyajikan layout pabrik tradisional. Ketidakefisiensian yang diturunkan dalam layout seperti ini menambah biaya pengelolaan, waktu pengerjaan, dan bahkan inventori dalam proses manufaktur. Selain itu, karena aktivitas produksi biasanya diatur menurut garis fungsionalnya, struktur semacam ini cenderung menciptakan kepicikan diantara para karyawan, yang bisa menyebabkan mentalitas ‘kami dibanding/dan mereka’, yang berlawanan dengan team attitude.
Otomatisasi proses manufaktur
Otomatisasi adalah jantung dari filosofi lean manufacturing. Dengan mengganti pekerja buruh dengan otomatisasi, perusahaan dapat mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitasm dan meningkatkan fleksibilitas. Namun demikian penerapan otomatisasi sangat bervariasi diantara berbagai perusahaan manufaktur. Gambar 7-16 memberikan gambaran otomatisasi sebagai rangkaian kesatuan dari model manufaktur tradisional pada satu sisi dan model CIM (computer-integrated manufacturing) secara penuh pada sisi yang lain.
Proses manufaktur tradisional
Lingkungan manufaktur tradisional terdiri dari berbagai macam mesin, masing-masing dikendalikan oleh satu orang operator. Karena mesin-mesin tersebut memerlukan waktu setup yang lama, biaya setup harus diserap oleh proses produksi berjalan. Mesin-mesin dan para operator diatur berdasarkan departemen-departemen fungsionalnya, seperti milling (bagian penggilingan), grinding (bagian pengasahan), dan welding (bagian pengelasan). Proses yang sedang berjalan mengikuti rute yang berputar-putar melalui proses-proses pengerjaan yang berbeda-beda di pabrik.
Kepulauan teknologi (Islands of technology)
Kepulauan teknologi menggambarkan suatu lingkungan dimana otomatisasi modern ada dalam bentuk pulau-pulau yang berdiri sendiri dalam setting tradisional. Pulau-pulau teknologi tersebut menerapkan mesin-mesin CNC (computer numerical controlled) yang dapat melakukan berbagai macam pengerjaan dengan sedikit keterlibatan manusia. Mesin-mesin CNC berisi program-program komputer untuk semua bagian yang diproduksi menggunakan mesin. Dalam konfigurasi CNC, manusia masih melakukan setup mesin. Meskipun demikian, keuntungan terpenting terhadap penggunaan teknologi CNC adalah bahwa waktu (dan biaya) untuk setup untuk mengubah satu jenis pengerjaan ke pengerjaan yang lain menjadi sangat kecil.
Manufaktur yang terintegrasi dengan komputer (Computer-integrated manufacturing)
CIM (computer-integrated manufacturing) adalah suatu lingkungan yang terotomatisasi secara penuh dengan tujuan menghilangkan berbagai aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah. Unit fasilitas CIM menggunakan sekelompok sel-sel teknologi yang terdiri dari berbagai macam jenis mesin-mesin CNC untuk memproduksi seluruh bagian mulai dari awal hingga akhir dalam satu lokasi. Selain mesin-mesin CNC, proses juga menerapkan sistem penyimpanan dan pengambilan yang otomatis dan robotika. CIM menunjang manufaktur yang flesibel dengan memberikan produk berkualitas tinggi dengan proses pembuatan yang lebih cepat, siklus produksi yang lebih singkat, biaya produksi yang berkurang, dan waktu pengeluaran yang lebih cepat. Gambar 7-17 menyajikan lingkungan CIM dan menunjukkan hubungan antara berbagai macam teknologi yang diterapkan.
Sistem penyimpanan dan pengambilan yang otomatis (Automated Storage and Retrieval Systems - AS/RS).
Banyak perusahaan meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dengan menggantikan forklift-forklift tradisional dan operator manusia dengan sistem penyimpanan dan pengambilan terotomatisasi (AS/RS). AS/RS adalah sistem conveyor yang mengangkut bahan mentah dari tempat penyimpanan ke lantai produksi dan barang jadi ke gudang penyimpanan. Keuntungan operasional teknologi AS/RS dibandingkan sistem manual antara lain adalah pengurangan kesalahan, pengendalian inventori yang lebih baik, biaya penyimpanan yang lebih kecil.
Robotika (Robotics)
Robot-robot yang digunakan dalam proses manufaktur diprogram untuk melakukan tugas-tugas khusus secara berulang-ulang dengan tingkat presisi yang tinggi dan banyak digunakan di pabrik-pabrik untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti mengelas dan mengeling. Mereka sangat bermanfaat di lingkungan yang mengandung bahaya atau untuk untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang monoton dan berbahaya yang cenderung menyebabkan kecelakaan.
CAD (Computer-Aided Design)
Para engineer menggunakan CAD untuk mendesain produk yang lebih baik dengan lebih cepat. Pemanfaatan CAD meningkatkan produktivitas para engineer, meningkatkan akurasi dengan cara mengotomatisasi pekerjaan-pekerjaan desain yang berulang, dan mendorong perusahaan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. Desain produk telah di-revolusi dengan penerapan teknologi CAD yang pertama kali diterapkan di industri pesawat terbang pada awal 1960an.
Teknologi CAD sangat mempersingkat selisih waktu antara desain awal dan desain akhir. Hal ini mendorong perusahaan untuk menyesuaikan produksi secara cepat terhadap perubahan kebutuhan pasar. Hal ini juga memudahkan perusahaan untuk merespon permintaan pelanggan terhadap produk spesifik tertentu. Teknologi dalam sistem CAD biasanya memiliki interface yang tersambung ke jaringan komunikasi eksternal sehingga perusahaan bisa berbagi spesifikasi desain produknya dengan para vendor dan pelanggan. Link komunikasi ini juga memungkinkan perusahaan untuk menerima spesifikasi desain produk secara elektronis dari para pelanggan dan supplier untuk direview. Sistem CAD yang canggih mampu mendesain produk dan sekaligus memprosesnya secara serentak. Begitulah, dengan bantuan sistem CAD manajemen bisa mengevaluasi kelayakan produk secara teknis dan menentukan manufakturabilitasnya.
CAM (Computer-Aided Manufacturing)
CAM adalah penggunaan komputer untuk membantu proses manufaktur. CAM berfokus untuk pengontrolan proses manufaktur fisik. Output dari sistem CAD (lihat gambar 7-17) menjadi input dalam sistem CAM. Desain CAD diubah oleh CAM menjadi serangkaian proses pengerjaan seperti drilling, turning, atau milling yang dikerjakan oleh mesin-mesin CNC. Sistem CAM memonitor dan mengontrol proses produksi dan urutan produk lewat sel-sel. Keuntungan dengan menerapkan teknologi CAM antara lain produktivitas proses yang lebih baik, prediksi waktu dan biaya yang lebih baik, proses monitoring yang lebih baik, kualitas proses yang lebih baik, waktu setup yang lebih singkat, biaya pekerja menjadi berkurang.
Value Stream Mapping
Adalah aktivitas yang menjadi bagia proses produksi perusahaan baik yang penting atau tidak penting. Aktivitas yang penting adalah yang memiliki nilai; aktivitas yang tidak penting aalah yang tidak bernilai dan harus dihilangkan. Value stream suatu perusahaan adalah semua tahap dalam proses yang penting dalam menghasilkan produk. Inilah proses-proses dimana pada akhirnya pelanggan bersedia membeli. Contohnya, balancing setiap roda mobil dalam bagian produksi adalah sesuatu yang penting karena pelanggan menuntut mobil yang dikendarai dengan mulus dan bersedia membayar balancing tersebut.