BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Kami menulis Makalah ini, karena untuk memperdalam pengetahuan
mahasiswa dan mahasiswi tentang bagaiman cara Koordinasi dan Rentang Manajemen
dalam suatu kehidupan di masyarakat.
B.
Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini membahas tentang Motivasi Karyawan,
adapun tujuan dari Makalah ini yaitu:
1.
Mendefinisikan Koordinasi dan Rentang
Manajemen
2.
Menjelaskan teori-teori yang berhubungan
dengan Koordinasi dan Rentang Manajemen
3.
Menjelaskan Koordinasi dan Rentang
Manajemen melalui Bagan
4.
Simpulan dari Makalah
C. Metode Pengumpulan Data
Makalah ini dapat tersusun dengan cara mengumpulkan
data-data atau Informasi-informasi baru (update) pada internet dan Buku
Manajemen.
BAB II
KOORDINASI MANAJEMEN
A.
Pengertian
Koordinasi
Menurut G.R. Terry
koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan
mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut E.F.L.
Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan
memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan
menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di
antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).
Menurut Mc. Farland
(Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu proses di mana
pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya
dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.
Sementara itu, Handoko
(2003:195) mendefinisikan koordinasi (coordination) sebagai proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang
terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Menurut Handoko (2003:196) kebutuhan akan koordinasi tergantung pada
sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling
ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksananya. Handoko (2003:196) juga
menyebutkan bahwa derajat koordinasi yang tinggi sangat bermanfaat untuk
pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan, faktor-faktor
lingkungan selalu berubah-ubah serta saling ketergantungan adalah tinggi.
Koordinasi juga sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menetapkan
tujuan yang tinggi.
Hal ini juga ditegaskan oleh Handayaningrat (1985:88) bahwa
koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan.
Selain itu, Handayaningrat juga mengatakan bahwa koordinasi dan kepemimpinan
(leadership) adalah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain
saling mempengaruhi.
Terdapat 3 (tiga) macam saling
ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi seperti diungkapkan oleh
James D. Thompson (Handoko, 2003:196), yaitu:
1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled
interdependence), bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu
dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada
pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yang berurutan
(sequential interdependece), di mana suatu satuan organisasi harus melakukan
pekerjaannya terlebih dulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal
interdependence), merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan
organisasi.
B.
Masalah-Masalah dalam Koordinasi
................................................................................................................................................................
(UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA KLIK DISINI ATAU DISINI)
C.
Tipe-Tipe Koordinasi
Menurut Hasibuan (2007:86-87) terdapat 2 (dua)
tipe koordinasi, yaitu:T
1.
Koordinasi
vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh
atasan terhadap kegiatan unit-unti, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah
wewenang dan tanggungjawabnya
2. ................................................................................................................................................................(UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA KLIK DISINI ATAU DISINI)
D.
Sifat-Sifat Koordinasi
Menurut Hasibuan (2007:87) terdapat 3 (tiga) sifat
koordinasi, yaitu:
1.
Koordinasi
adalah dinamis bukan statis.
2.
Koordinasi
menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator (manajer) dalam rangka
mencapai sasaran.
3. Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan
secara keseluruhan.
................................................................................................................................................................(UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA KLIK DISINI ATAU DISINI)
E. Syarat-Syarat Koordinasi
Menurut Hasibuan (2007:88) terdapat 4 (empat)
syarat koordinasi, yaitu:
1.
Sense
of cooperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut
bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
2. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar
sering diadakan persaingan antara bagian-bagian, agar bagian-bagian ini
berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.
3. Team spirit, artinya satu sama lain pada
setiap bagian harus saling menghargai.
4.
Esprit
de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai, umumnya akan menambah kegiatan yang
bersemangat.
Koordinasi adalah suatu istilah yang mengandung
pengertian koperasi (cooperation), sebab tanpa adanya koperasi tidak mungkin
dapat dilakukan. Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:90) mendefinisikan koperasi
merupakan kehendak dari individu-individu untuk menolong satu sama lain. Namun antara koordinasi dan koperasi berbeda. Menurut Handayaningrat
(1985:90) pada koperasi terdapat unsur kesukarelaan atau sifat suka rela
(voluntary attitude) dari orang-orang di dalam organisasi. Sedangkan koordinasi
tidak terdapat unsur kerjasama secara suka rela, tetapi bersifat kewajiban
(compulsory).
F.
Ciri-Ciri Koordinasi
Menurut Handayaningrat (1985:89-90) koordinasi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bahwa tanggungjawab koordinasi adalah
terletak pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi adalah merupakan tugas
pimpinan. Koordinasi sering dicampur-adukkan dengan kata koperasi yang
sebenarnya mempunyai arti yang berbeda. Sekalipun demikian pimpinan tidak
mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melakukan kerjasama. Oleh
kaerna itu, maka kerjasama merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam
membantu pelaksanaan koordinasi.
2. Adanya proses (continues process). Karena
koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang bersifat berkesinambungan dan harus
dikembangkan sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
3. ................................................................................................................................................................(UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA KLIK DISINI ATAU DISINI)
G. Pendekatan-pendekatan untuk Pencapaian
Koordinasi yang Efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung
pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar
ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada
dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif:
1.
Pendekatan
Pertama: TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN DASAR
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar
: hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum
kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
2.
Pendekatan
Kedua: MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan
organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
3. Pendekatan Ketiga: MENGURANGI KEBUTUHAN
AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk
mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan
penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau
penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri
sendiri.
H.
Mekanisme – Mekanisme Pengkoordinasian
Dasar
Dalam pengkoordinasian dasar
kita harus mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg harus di perhatikan
1.
Hirarki
manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja,
wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat
menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan
pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang
dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi
peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3. Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk
pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap
sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu
lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
1. Koordinasi
harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna
menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang
telah ada dalam setiap bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan dari
orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan berbeda.
2. Koordinasi
harus terpadu, keterpaduan pekerjaan
menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
3. Koordinasi
harus berkesinambungan, yaitu
rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi selalu diusahakan dan
selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4. Koordinasi
harus menggunakan pendekatan multi
instansional, dengan ujud saling memberikan informasi yang relevan untuk
menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.
J.
Kebaikan dan Hambatan Koordinasi yang efektif
Kebaikan :
1. Beban
tiap bagian tidak terlalu berat, karena adana keseimbangan antar bagian.
2. Tiap
bagian akan memperoleh informasi yang jelas dalam partisipasi pencapaian tujuan
dan tahu perannya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan komentar
terhadap kemungkinan ketidakserasian antar bagian.
3. Skedul
kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada
waktunya.
Kelemahan :
1. Perbedaan
tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan
dalam orientasi waktu.
3. Perbedaan
orientasi antar pribadi.
4. Perbedaan
dalam formalitas struktur.
K. Pendekatan untuk mencapai
Koordinasi yang efektif
1.
Menggunakan pendekatan
teknik-teknik dasar manajemen yang berupa hirarki
manajerial, rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
Hirarki manajerial terdiri atas rantai perintah, aliran informasi dan
kerja, wewenang formal, hubungan tanggung jawab, dan akuntabilitas yang jelas sehingga
menimbulkan integritas bila diformulasikan dengan jelas serta dilaksanakan
dengan pengarahan yang tepat.
Aturan dan prosedur adalah keputusan-keputusan yang dibuat untuk mengatur
kejadian-kejadian rutin.
Rencana dan penetapan tujuan dilakukan untuk pengkoordinasian melalui
pengarahan dalam mencapai sasaran yang sama untuk tiap satuan organisasi.
2.
Meningkatkan koordinasi potensial bila
tiap bagian saling tergantung satu dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran
dan fungsi. Koordinasi ini dapat ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu
Gambar Tiga pendekatan koordinasi yang
efektif
a) Sistem
informasi vertikal, penyaluran data-data melalui
tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau diluar rantai
perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan
seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk
meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan.
b) Hubungan
lateral (horizontal), dengan membiarkan informasi
dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat dimana informasi diperlukan.
Secara umum ada beberapa hubungan lateral :
a. Hubungan
langsung
b. Hubungan
kelompok langsung
c. Hubungan
silang
Sedangkan secara khusus dijelaskan bahwa
ada beberapa hubungan lateral yaitu:
1. Kontak
langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan
efisiensi kerja.
2. Peranan
penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi
panjangnya saluran komunikasi.
3. Panitnya
dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan
yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk
masalah-masalah khusus.
4. Pengintegrasian
peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu
diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat
koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
5. Peranan
penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran
oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila
posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak
secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
6. Organisasi
matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan
penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
3.
Mengurangi kebutuhan akan
koordinasi, ada dua metode pengurangan kebutuhan
koordinasi, yaitu :
a. Penciptaan
sumber daya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan kerja, misal
penambahan kerja, bahan dasar dan pembantu, modal, pengurangan tugas dan
masalah-masalah yang timbul sekarang.
b. Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri, dengan mengubah karakter satuan
organisasi.
II.
Rentang Manajemen
Bila kegiatan-kegiatan dibagi dan didepartementalisasikan, manajer perlu untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan itu untuk mencapai tujuan. Kemampuan
manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif sebagian besar tergantung
pada jumlah bawahan yang melapor kepadanya, yang dikenal sebagai “ rentang
manajemen ” atau “ rentang kendali ”.
A.
Pengertian Rentang
Manajemen
Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang
sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan
jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.
Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang
terlalu sedikit juga kurang baik.
Istilah-istilah lain rentang manajemen:
1.
span of control
2.
Span of authority
3.
Span of attention atau span of
supervision
................................................................................................................................................................(UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA KLIK DISINI ATAU DISINI)